Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura melalui pantauan satelit menemukan 16 titik api yang tersebar di tiga distrik di Kabupaten Merauke sejak Selasa (3/9/2019).
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura melalui pantauan satelit menemukan 16 titik api tersebar di tiga distrik di Kabupaten Merauke sejak Selasa (3/9/2019).
Hal ini disampaikan prakirawan cuaca Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Septiana Monicasari, di Jayapura, Papua, Kamis (4/9/2019). Berdasarkan pemantauan, BMKG mendeteksi adanya 16 titik api di Kabupaten Merauke dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen.
Septiana mengatakan, 16 titik api ini meliputi 3 titik di Distrik Okaba, 2 titik di Distrik Waan, dan 11 titik di distrik lainnya.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Ezri Ronsumbre menuturkan, penyebab rawan terjadi kebakaran lahan di Merauke karena dipengaruhi musim kemarau sejak bulan Juli lalu.
”Dari pantauan terakhir, sudah tidak terjadi hujan di Distrik Okaba, Kabupaten Merauke, selama 60 hari terakhir dan temperatur cuaca mencapai 32 hingga 33 derajat celsius,” tutur Septiana.
Ezri menambahkan, BMKG mengimbau warga agar menghindari pembukaan ladang dengan membakar lahan di tengah musim kering yang melanda Merauke.
”Titik api berpotensi terus bertambah apabila warga tidak menghentikan kebiasaan membuka ladang dengan membakar lahan,” ujarnya.
Berdasarkan data BBMKG Wilayah V Jayapura dari tahun 2015 hingga 2018, terdapat sebanyak 500-1.000 titik api di Merauke dan sekitarnya per tahun.
Titik api berpotensi terus bertambah apabila warga tidak menghentikan kebiasaan membuka ladang dengan membakar lahan.
Kondisi ini sangat berbahaya untuk aktivitas penerbangan di Merauke dan wilayah sekitarnya. Masyarakat setempat juga rawan terkena penyakit infeksi saluran pernapasan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Welliam Manderi saat dihubungi mengatakan, Merauke menjadi wilayah yang rawan kebakaran lahan di Papua saat musim kemarau.
”Kami mengalami kesulitan untuk penanganan kebakaran lahan karena belum ada instansi BPBD di Merauke. BPBD malah dimasukkan ke dalam bagian Dinas Sosial Merauke,” ungkap Welliam.
Ia berpendapat, kemungkinan terjadinya titik api karena aktivitas masyarakat yang membuka areal pertanian dengan cara membakar lahan. BPBD akan menggunakan cara persuasif untuk mengimbau warga agar tidak membuka ladang dengan cara membakar lahan.
”Kami akan berkoordinasi dengan Pemda Merauke untuk memantau perkembangan titik api di sana. Apabila semakin meluas, kami akan berkoordinasi dengan berbagai pihak, seperti TNI dan Polri untuk memadamkan api,” tutur Welliam.