Ngurah Rai dan Teknologi Canggih Pertama di Indonesia
PT Angkasa Pura I (Persero) bersama Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM meresmikan tiga fasilitas berbasis teknologi canggih di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (3/9/2019).
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·4 menit baca
BADUNG, KOMPAS — PT Angkasa Pura I (Persero) bersama Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM meresmikan tiga fasilitas berbasis teknologi canggih di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (3/9/2019). Tiga fasilitas tersebut berupa X-ray automated tray return system (X-ray ATRS), boarding pass scanner (flap barrier), dan autogate passport” untuk kepentingan imigrasi.
Alat-alat tersebut menggunakan teknologi tinggi yang untuk pertamanya diterapkan di Indonesia. Tingginya arus kedatangan dan keberangkatan, baik domestik maupun mancanegara, karena Bali sebagai destinasi favorit dunia menjadi salah satu pertimbangan alat ini dipasang di Ngurah Rai.
”Aktivitas penerbangan penumpang domestik dan internasional di Ngurah Rai ini tinggi, apalagi warga negara asing yang datang serta pergi silih berganti setiap saat. Hal ini memotivasi keimigrasian bersama Angkasa Pura I untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang, tentunya tetap dengan pertimbangan kemanan,” tutur Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie, seusai peresmian penggunaan tiga alat tersebut di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Ia menjelaskan, alat-alat ini memaksimalkan petugas dalam pengawasan arus datang dan pergi penumpang. Alat ini mampu merekam dengan teknologi canggih para penumpang, terutama saat kedatangan di pintu internasional. Karenanya, alat-alat ini membantu dalam pengawasan, terutama warga negara asing, keamanan, hingga orang yang dalam status pencekalan.
Selain itu, alat-alat terpasang dengan mengoptimalkan fasilitas pelayanan di Ngurah Rai. Tidak hanya bagi petugas Angkasa Pura I ataupun petugas keimigrasian, petugas maskapai juga diuntungkan dengan berkurangnya penumpukan penumpang sampai proses adanya penerbangan yang tertunda.
Beberapa fasilitas baru ini akan mempercepat proses pemeriksaan, baik barang, penumpang, boarding pass, maupun paspor untuk keperluan imigrasi sehingga berdampak pada bertambahnya tingkat kenyamanan calon penumpang ketika melakukan proses pemeriksaan di bandara.
”Sebagai perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan, Angkasa Pura I senantiasa berkomitmen untuk mengutamakan kenyamanan penumpang tanpa mengesampingkan aspek keamanan penerbangan. Salah satunya melalui implementasi fasilitas baru ini,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.
Fasilitas pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan menggunakan teknologi pemindaian X-ray tingkat tinggi (advanced technology) X-ray ATRS merupakan sistem pemeriksaan penumpang dan bagasi dengan teknologi pemindaian terkini. Alat ini berada di area screening check point (SCP) terminal keberangkatan internasional yang akan meningkatkan jaminan keamanan.
Sebagai perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan, Angkasa Pura I senantiasa berkomitmen mengutamakan kenyamanan penumpang tanpa mengesampingkan aspek keamanan penerbangan. Salah satunya melalui implementasi fasilitas baru ini.
Selain itu, alat ini juga meningkatkan keakuratan dan menurunkan waktu antrean. Proses pemeriksaan barang dan calon penumpang menjadi cepat. X-ray ATRS mampu memeriksa maksimal mencapai 410 tray per jam.
Fasilitas autogate passport tersedia bagi WNI di terminal kedatangan dan keberangkatan. Sementara bagi WNA, fasilitas ini hanya tersedia di terminal keberangkatan. Jumlah autogate yang tersedia di Ngurah Rai sebanyak 6 unit di terminal kedatangan dan 10 unit di terminal keberangkatan internasional.
Saat ini, pemeriksaan keimigrasian dengan pengambilan sidik jari dan foto wajah telah diterapkan kepada seluruh WNA yang masuk ke Indonesia melalui TPI Ngurah Rai sehingga pada saat keberangkatan mereka dapat menggunakan fasilitas autogate.
Keimigrasian
Proses pemeriksaan Keimigrasian di terminal kedatangan internasional dengan pengambilan foto wajah dan sidik jari memerlukan waktu 35-60 detik per penumpang. Pemeriksaan Keimigrasian terhadap penumpang di terminal keberangkatan internasional dengan menggunakan autogate hanya memerlukan waktu 35-45 detik per penumpang.
Uji coba penggunaan autogate tahun 2018 diawali dengan pengadaannya di tahun 2014. Investasi untuk semua alat ini menggunakan anggaran sekitar Rp 30 miliar. Pada pertengahan Oktober 2018, uji coba telah melalui pelayanan kepada 2.177 orang.
Saat ini terdapat total 16 mesin autogate passport (imigrasi) dengan rincian enam unit terdapat di terminal kedatangan internasional dan 10 unit di terminal keberangkatan internasional. Total waktu yang dibutuhkan penumpang saat menggunakan mesin autogate ini hanya 30 detik, waktu yang relatif singkat untuk melewati proses imigrasi.
Sementara boarding pass scanner terdapat 12 unit di terminal keberangkatan internasional. Fasilitas ini ditujukan untuk memberikan kemudahan bagi penumpang agar dapat secara otomatis melakukan pemindaian boarding pass penumpang. Fasilitas ini dapat dipergunakan oleh penumpang yang membawa boarding pass tercetak dan dalam bentuk file di fasilitas telepon pintar.