Atribut Bintang Kejora Diproduksi Sendiri oleh Tersangka
Sebanyak 1.500 duplikat bendera bintang kejora berbahan plastik yang diselundupkan ke Manokwari, Papua Barat, diproduksi sendiri oleh SM (33), pelaku yang kedapatan membawa bendera tersebut pada Senin (2/9/2019).
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
MANOKWARI, KOMPAS — Sebanyak 1.500 duplikat bendera bintang kejora berbahan plastik yang diselundupkan ke Manokwari, Papua Barat, diproduksi di Kota Sorong. Bendera tersebut diproduksi di tempat percetakan milik SM (33), pelaku yang kedapatan membawa bendera tersebut pada Senin (2/9/2019).
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Barat Ajun Komisaris Besar Mathias Yosia Krey, Kamis (5/9), di Manokwari, mengatakan, polisi sudah memasang garis polisi di tempat percetakan di Sorong. Polisi menemukan banyak bahan sisa produksi bendera simbol gerakan Papua merdeka itu. Sejumlah peralatan pun disita.
Kami menduga ada jaringan terorganisasi yang bekerja sama dengan SM.
SM, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dan kini ditahan polisi, memproduksi sendiri bendera tersebut di tempat percetakannya itu. Polisi menduga ada orang lain yang terlibat dalam proses tersebut mulai dari perencanaan, pendanaan, hingga mereka yang akan menyalurkan kepada warga.
”Kami menduga ada jaringan terorganisasi yang bekerja sama dengan SM. Hingga saat ini, SM belum menyampaikan banyak hal saat diperiksa. Dia sepertinya tidak ingin teman-temannya juga ikut terjerat. Polisi punya metode untuk mengungkap hal itu,” kata Mathias.
Polisi menduga, ada oknum dalam kelompok penggerak demonstrasi yang terhubung dalam jaringan bersama SM. Sebab, bendera itu, menurut rencana, akan dibagikan kepada massa yang melakukan unjuk rasa pada Selasa keesokan harinya. Polisi sudah mengantongi sejumlah nama yang diduga terlibat. ”Ini tinggal menunggu waktu (ditangkap),” katanya.
Unjuk rasa di kawasan Amban pada Selasa itu digerakkan oleh sejumlah mahasiswa. Aksi yang diikuti oleh sekitar 300 peserta itu diwarnai dengan pengibaran dua bendera bintang kejora.
Padahal, kepada aparat keamanan, penggerak demonstrasi mengatakan aksi tersebut masih terkait dengan kecaman atas ujaran kebencian bernada rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur, pertengahan Agustus lalu.
Dipecat
SM merupakan pengurus Partai Perindo Kota Sorong. Clinton Tallo, fungsionaris Perindo Provinsi Papua Barat, telah memecat SM. ”Setelah mendapatkan informasi penangkapan itu, yang bersangkutan dipecat,” katanya.
Menurut dia, tidak ada hubungan antara aktivitas SM dalam gerakan separatis dan Perindo. Clinton mengatakan, kasus tersebut akan menjadi masukan bagi partai dalam proses perekrutan kader ke depan. Ia menegaskan bahwa tidak ada agenda partai yang bersentuhan dengan gerakan separatis.