Polisi menangkap tiga pemuda yang kedapatan membawa alat tajam dan barang-barang yang membahayakan di Manokwari, Papua Barat, Kamis (5/9/2019).
Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
·2 menit baca
MANOKWARI, KOMPAS — Polisi menangkap tiga pemuda yang kedapatan membawa alat tajam dan barang-barang yang membahayakan di Manokwari, Papua Barat, Kamis (5/9/2019). Penangkapan itu dilakukan dalam razia kendaraan bermotor di kawasan Amban, tempat yang dicurigai terdapat banyak penggerak massa aksi.
Menurut pantauan Kompas, razia yang dilakukan satuan lalu lintas itu juga didukung personel Brimob bersenjata lengkap. Polisi menghentikan setiap pengendara yang dicurigai. Setelah memeriksa kelengkapan kendaraan dan surat-surat, polisi meminta pengemudi membuka bagasi. Ada pengemudi yang langsung membuka, ada pula yang terlebih dahulu berdebat dengan polisi.
Belum diketahui motif kepemilikan barang berbahaya itu. Apa rencana mereka menggunakan barang itu. Yang jelas, itu bukan peralatan petani.
Polisi mendapati tiga pisau, satu besi yang diasah tajam, dan dua ketapel lengkap dengan peluru batu. Pemilik barang beserta barang itu telah dibawa ke Markas Polres Manokwari untuk pemeriksaan lebih lanjut. Mereka dibawa dengan pengawalan ketat sekitar 10 personel Brimob bersenjata.
”Belum diketahui motif kepemilikan barang berbahaya itu. Apa rencana mereka menggunakan barang itu. Yang jelas, itu bukan peralatan petani. Kalau petani, akan dilepas,” kata Kepala Polres Manokwari Ajun Komisaris Besar Adam Erwindi yang memimpin langsung operasi tersebut.
Dikhawatirkan, alat tajam dan ketapel itu digunakan untuk membuat kerusuhan manakala terjadi unjuk rasa. Polisi menyinyalir masih ada gerakan dari pihak-pihak tertentu untuk menggalang dan memprovokasi masyarakat agar kembali menggelar unjuk rasa di jalan.
Selain alat tajam, polisi juga menertibkan penggunaan atribut, seperti gelang dan tas noken yang bercorak bendera bintang kejora, simbol gerakan Papua merdeka. Pemilik barang itu diminta menanggalkannya lalu dibiarkan pergi oleh petugas. ”Buka. Itu simbol perlawanan terhadap negara,” perintah Adam kepada seorang pengguna atribut itu.
Manokwari normal
Pantauan di jalanan pusat kota Manokwari pada Kamis pagi hingga siang ramai dengan kendaraan. Kondisi ini sudah berlangsung sejak dua hari terakhir. Sebelumnya, perekonomian di kota itu lesu lantaran isu demonstrasi yang dikhawatirkan akan berujung rusuh seperti pada 19 Agustus lalu.
”Mudah-mudahan kondisi ini semakin baik dan tidak ada lagi kerusuhan. Kami menyampaikan terima kasih kepada aparat keamanan dan pemerintah daerah yang terus menjaga keamanan,” kata Santi, penjual makanan di kawasan Wosi.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Barat Ajun Komisaris Besar Mathias Yosia Krey mengatakan, secara keseluruhan, kondisi di Papua Barat aman. Total personel bantuan yang dikerahkan di Papua Barat saat ini sebanyak 1.200 orang yang berasal dari sejumlah provinsi terdekat.
”Kami ingatkan, jangan sampai ada yang melakukan pidana. Pasti akan diproses. Terkait kerusuhan itu, sudah ada 22 tersangka,” kata Mathias.