Universitas Sebelas Maret Perkuat Sumber Daya Pengelolaan Hutan
Universitas Sebelas Maret melahirkan program studi baru Pengelolaan Hutan. Ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk memperkuat sumber daya manusia dalam pengelolaan hutan Indonesia.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Universitas Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, meluncurkan Program Studi Pengelolaan Hutan pada Fakultas Pertanian di Solo, Jumat (6/9/2019). Lahirnya program studi baru ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk memperkuat sumber daya manusia dalam pengelolaan hutan Indonesia.
Program Studi Pengelolaan Hutan Universitas Sebelas Maret (UNS) diluncurkan oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho di Fakultas Pertanian UNS di Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Jamal mengatakan, sektor kehutanan di Indonesia sampai saat ini masih menghadapi sejumlah persoalan pelik, di antaranya deforestasi dan kebakaran. Kebakaran hutan terus berulang dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Jamal, Prodi Pengelolaan Hutan ini menjadi momentum lahirnya harapan baru di tengah riuh rendahnya kekhawatiran akan suramnya masa depan kehutanan di Indonesia. ”Prodi Pengelolaan Hutan UNS ini secara spesifik hadir dengan kekhasan pada aspek sosial, ekonomi, dan ecotourism. Hal itu dinilai sejalan dengan semangat penguatan perhutanan sosial yang saat ini tengah menemukan kembali momentumnya,” katanya.
Dekan Fakultas Pertanian UNS Samanhudi mengatakan, Prodi Pengelolaan Hutan lahir secara khusus atas permintaan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar saat menyerahkan pengelolaan hutan Gunung Bromo seluas 125 hektar di Kabupaten Karanganyar, Jateng, kepada UNS.
Hutan ini ditetapkan sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus (KHDTK) untuk pendidikan dan pelatihan. Kehadiran Prodi Pengelolaan Hutan UNS ini diharapkan dapat berperan serta dalam upaya pengelolaan dan pembangunan kehutanan ke depan.
Capaian tersebut dapat dikatakan menggembirakan untuk sebuah prodi baru.
Menurut Samanhudi, walaupun baru dilahirkan, prodi baru ini tidak sepi peminat. Untuk tahun ajaran 2019/2020, dari kuota yang disediakan bagi mahasiswa baru sebanyak 50 kursi, telah diterima 45 mahasiswa baru. ”Capaian tersebut dapat dikatakan menggembirakan untuk sebuah prodi baru,” katanya.
Ketua Prodi Pengelolaan Hutan UNS Supriyadi menyatakan, prodi ini mencoba mengedepankan spesifikasi dan ciri khasnya pada aspek sosial, ekonomi, dan ecotourism. Hal itu diharapkan mampu mengisi kekosongan di antara ekosistem fakultas ataupun prodi kehutanan di perguruan tinggi lainnya yang telah lebih dahulu hadir.
Menurut Supriyadi, pendirian Prodi Pengelolaan Hutan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, 18 Desember 2018. ”Lulusan prodi ini diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan dalam hal teknis pengelolaan hutan, tetapi juga dibekali dengan pengetahuan transdisipliner yang bermanfaat dalam penyelesaian masalah sektor kehutanan yang kompleks, terutama di era 4.0 yang disruptif,” katanya.