Meski diprotes keluarganya, Vivi (25), putri seorang pengusaha, kukuh membeli apartemen di tengah Kota Medan untuk rumah pertamanya. Faktor kepraktisan menjadi pertimbangan atas pilihannya itu.
Bukan perkara mudah untuk meyakinkan keluarganya yang terbiasa tinggal di rumah tapak. Kedua orangtua Vivi baru setuju setelah dijelaskan, tinggal di apartemen justru lebih aman karena privasi terjaga. ”Fasilitas olahraga di apartemen juga banyak, jadi malah lebih bisa menjaga kebugaran daripada di rumah,” kata perempuan milenial yang masih lajang itu, Jumat (6/9/2019).
Kemudahan untuk menjangkau pusat kota juga menjadi pertimbangannya. Maklum, Medan kini pun telah didera kemacetan. Sekitar 6.000 unit apartemen dibangun masif di Kota Medan tiga tahun terakhir. Pembangunan hunian bertingkat melonjak seiring kian sempitnya lahan. Meski unit yang dibangun ribuan dan harga yang dipatok per meter mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah, penjualannya tidak sulit.
Connie Fransiska, Marketing Communication The Reiz Condo, apartemen yang terletak sepelemparan batu dari Lapangan Merdeka, Medan, mengatakan, lokasi apartemen di jantung kota menjadi daya tarik bagi konsumen. ”Khusus untuk tipe penthouse di lantai 27 dan 28 yang hanya 12 unit, sebelum launching sudah habis terjual,” katanya.
Animo pasar itu ditangkap sebagai peluang untuk terus membangun apartemen di Medan. Dari Stellar Party Garden, ruang terbuka di salah satu sisi lantai 15 The Reiz Condo, terlihat gedung-gedung menjulang semarak dibangun di ibu kota Sumatera Utara itu. Di samping The Reiz Condo, Agung Podomoro membangun mixed use building terdiri dari mal, hotel, berikut apartemen yang jumlahnya ribuan unit.
Di jalan Perintis Kemerdekaan, sekitar 1 kilometer dari The Reiz Condo, tengah dibangun apartemen Grand Jati Junction. Di depannya melintas jalur kereta api layang dari Stasiun Kereta Api Medan ke Belawan. Di belakang stasiun, ada ratusan unit apartemen di Super Blok Center Point yang sudah lebih dulu ada.
Selain warga Medan, pembeli apartemen-apartemen itu antara lain warga Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Tanjung Balai, Stabat, Pekanbaru, hingga Aceh. Dari 490 unit apartemen yang dijual The Reiz Condo, terjual 300 unit.
Sesuaikan kultur
Meskipun rata-rata pembeli menginginkan privasi, kultur Medan dengan kekerabatannya yang tinggi tetap memengaruhi desain apartemen. Kebanyakan unit tetap mengakomodasi adanya ruang pertemuan. Selain itu, selalu ada ruang tamu untuk tiap apartemen.
”Bahkan, ada pembeli yang meminta ruang tamu diubah view-nya agar tamu-tamunya bisa melihat Kota Medan dari atas,” kata Connie. Apartemen lain yang sudah dibuka adalah The Wahid di Jalan Wahid Hasyim, Medan. Apartemen dengan 132 unit itu kebanyakan pembelinya juga warga Medan. Dibangun tahun 2017, kini menyisakan 14 unit yang belum terbeli.
”Sebanyak 50 persen disewakan,” kata Wisaturila dari bagian Administrasi dan Marketing The Wahid. Ketua Kehormatan Realestat Indonesia (REI) Sumut Rusmin Lawin mengatakan, 6.000 unit apartemen vertikal yang dibangun di Kota Medan tersebar hingga ke pinggiran kota. Walakin, Medan masih tergolong ketinggalan dibandingkan dengan kota-kota lain di negara tetangga, seperti Penang, Malaysia, dan Bangkok, Thailand.
Pembangunan hunian vertikal menjadi kebutuhan mengingat ketersediaan lahan tidak bertambah, sementara kebutuhan papan bertambah. ”Yang perlu diperhatikan adalah tata kotanya, termasuk rekayasa lalu lintas dan ketersediaan sistem transportasi publik yang terintegrasi,” kata Rusmin.
Gayung bersambut, Pemerintah Kota Medan juga mendorong pembangunan hunian vertikal yang berdiri sendiri ataupun yang terintegrasi dengan pusat bisnis, perdagangan, dan perkantoran. Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Medan Wiriya Alrahman mengatakan, pembangunan hunian vertikal bisa mengurangi kemacetan di dalam kota, menambah ruang terbuka hijau, mengurangi beban lingkungan hidup, dan menjadi solusi di tengah keterbatasan lahan di kota.
Pembangunan hunian vertikal, baik apartemen maupun rumah susun, juga digenjot di kawasan utara Kota Medan, meliputi Medan Belawan, Medan Labuhan, dan Medan Deli. Pembangunan di kawasan ini dirancang terintegrasi dengan pusat komersial dan industri.
Gandrung akan hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun di Medan dan sekitarnya diproyeksi meningkat seiring kepraktisan akses transportasi lewat pembangunan jaringan kereta ringan (LRT) Medan, jalan tol dalam kota, dan jaringan bus Medan-Binjai-Deli Serdang.