Sejumlah usaha kecil dan menengah logam di Solo, Sukoharjo, dan Klaten, Jawa Tengah, didampingi untuk meningkatkan kualitas produk dan memperbaiki manajemen usaha.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sejumlah usaha kecil dan menengah logam di Solo, Sukoharjo, dan Klaten, Jawa Tengah, didampingi untuk meningkatkan kualitas produk dan memperbaiki manajemen usaha. Tujuannya, agar produk yang dihasilkan bisa setara dengan industri besar.
Pendampingan ini dilakukan Yayasan Dharma Bhakti Astra. Yayasan ini meluncurkan program pembinaan sektor unggulan logam serta meresmikan kantor cabang Lembaga Pengembangan Bisnis di Solo, Selasa (10/9/2019).
Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Henry C Widjaja mengatakan, pada tahap awal pembinaan dilakukan terhadap tujuh UKM logam yang bergerak di bidang manufaktur, khususnya jasa pembuatan komponen permesinan, plastik injeksi, dan pengelasan. Menurut rencana, bakal ada 20 UKM yang ikut serta dalam program yang bakal berjalan hingga dua tahun ke depan.
Dalam program ini, Henry mengatakan, pihaknya akan menggandeng PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Mereka akan memberikan pelatihan-pelatihan agar mampu menghasilkan produk sesuai dengan standardisasi kualitas, biaya, dan ketepatan waktu pengiriman hasil produksi. Peserta pelatihan juga akan mendapatkan pelatihan budaya kerja 5R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin.
”Kalau berhasil mencapai standardisasi QCD (quality, cost, delivery-kualitas, biaya, dan ketepatan waktu pengiriman hasil produksi) secara konsisten saat berproduksi dalam jumlah besar, bukan tidak mungkin mereka akan dapat masuk dalam supplay chain (rantai pasok) PT ADM,” ujarnya.
Sejak didirikan pada 1980 hingga Desember 2018, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 10.894 UKM.
Ketua Pembina YDBA Gita Tifanny Boer mengatakan, logam merupakan sektor unggulan ke-17 yang dikembangkan YDBA. Sektor unggulan lain yang lebih dulu dikembangkan, antara lain, adalah budidaya perikanan, padi organik, bengkel otomotif kendaraan roda empat, dan industri gula semut di sejumlah daerah.
”Sejak didirikan pada 1980 hingga Desember 2018, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 10.894 UKM,” ujarnya.
Sarwoko, pemilik CV Kurnia Teknik, mengatakan, program pelatihan 5R telah diterapkan dan berhasil mengubah budaya kerja karyawan. Selain keselamatan kerja menjadi lebih baik, produktivitas juga meningkat. Pihaknya siap mengikuti berbagai pembinaan lain yang dirancang YDBA.
”Kalau dulu peralatan kerja tersebar, sekarang ditata rapi dan ringkas. Lingkungan kerja juga resik sehingga produktivitas kerja meningkat,” kata dia, yang bergerak di bidang pembuatan komponen mesin industri rokok dan plastik injeksi berupa produk tutup botol oli mesin kendaraan.