Asap Makin Tebal, Kabupaten Dharmasraya Liburkan Sekolah
Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, akhirnya meliburkan sekolah karena kabut asap kiriman kebakaran hutan dan lahan di Jambi semakin tebal.
Oleh
YOLA SASTRA
·3 menit baca
PADANG, KOMPAS — Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, akhirnya meliburkan sekolah karena kabut asap kiriman kebakaran hutan dan lahan di Jambi semakin tebal. Sekolah diliburkan untuk mengantisipasi risiko penurunan kesehatan anak-anak akibat kabut asap.
Kebijakan meliburkan sekolah itu berlangsung 17-19 September 2019. Instruksi disampaikan Bupati Dharmasraya kepada kepala TK/Paud, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA melalui Surat Edaran Nomor 420/5188/Disdik-2019.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Senin (16/9/2019) sore, mengatakan, keputusan meliburkan sekolah karena kualitas udara di kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jambi itu sangat tidak sehat. Kondisi tersebut dikhawatirkan mengganggu kesehatan siswa.
”Ada permintaan dari wali murid untuk meliburkan sekolah karena khawatir anak-anak mereka sakit akibat kabut asap. Pantauan dinas kesehatan juga ada gejala-gejala peningkatan kasus ISPA. Akhirnya kami putuskan tiga hari ke depan sekolah diliburkan dulu,” kata Sutan Riska ketika dihubungi dari Padang.
Dalam surat edaran itu, bupati menginstruksikan sekolah setingkat TK, SD, dan SMP untuk libur. Sementara untuk setingkat SMA hanya berupa imbauan karena wewenangnya berada di Pemerintah Provinsi Sumbar.
Ada permintaan dari wali murid untuk meliburkan sekolah karena khawatir anak-anak mereka sakit akibat kabut asap. Pantauan dinas kesehatan juga ada gejala-gejala peningkatan kasus ISPA. Akhirnya kami putuskan tiga hari ke depan sekolah diliburkan dulu.
Selama libur, kepala sekolah dan guru tetap menjalankan tugas seperti biasa dengan menyelesaikan administrasi, media pembelajaran, dan sebagainya.
Pihak sekolah juga diminta menyampaikan kepada orangtua atau masyarakat agar dapat memaksimalkan putra-putri mereka belajar secara mandiri di rumah dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Orangtua diharapkan pula memperhatikan kesehatan anak-anak mereka dengan memperbanyak konsumsi air mineral dan buah-buahan.
Makin pekat
Secara terpisah, Kepala Bidang Penataan dan Pentaatan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Dharmasraya Lasmiyati mengatakan, kabut asap hingga Senin sore makin pekat. Kabut asap diduga merupakan kiriman dari kebakaran hutan dan lahan di Jambi dan Sumatera Selatan.
Menurut Lasmiyati, kabut asap di Dharmasraya mulai pekat pada Kamis (12/9) lalu. DLH Dharmasraya telah berkoordinasi dengan BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang, Agam, untuk mengukur kualitas udara karena kabupaten tidak mempunyai alat pengukur.
Hasil pengukuran pada Jumat (13/9), kualitas udara di sejumlah titik Dharmasraya sudah berada pada kategori tidak sehat hingga sangat tidak sehat. ”Sabtu (14/9), kabut asap sebenarnya mulai reda. Mungkin faktor arah angin yang tidak mengarah ke Dharmasraya. Namun, sejak Minggu (15/9), kabut asap kembali pekat,” kata Lasmiyati.
Berdasarkan data AirVisual, Senin malam, kualitas udara di Pulau Punjung, ibu kota Dharmasraya, indeks kualitas udara (AQI US) sudah mencapai 335 dengan kadar PM 2,5 sebesar 284,6 mikrogram per meter kubik (µg/m³) atau kategori berbahaya. Kondisi identik juga terjadi di Kecamatan Kotabaru, Dharmasraya.
Selain di Jambi dan Sumatera Selatan, Kabupaten Dharmasraya sebenarnya juga tercatat memiliki titik panas. Namun, Sutan Riska mengklaim kebakaran di daerahnya tidak banyak dan sudah teratasi.
Data dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mencatat, terdapat tiga titik panas di Dharmasraya dalam 24 jam terakhir. Sementara di Jambi dan Sumatera Selatan, jumlah titik panas masing-masing mencapai 75 titik dan 153 titik.