Bandara Juanda Antisipasi Gangguan Penerbangan akibat Kabut Asap
Bandara Juanda Surabaya berupaya mengantisipasi penerbangan yang terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Setiap hari terdapat 83 jadwal penerbangan dari Surabaya ke Kalimantan dan sebaliknya.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Sebanyak 83 penerbangan dari Bandar Udara Juanda Surabaya, Jawa Timur, ke Pulau Kalimantan dan sebaliknya terancam terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Pihak pengelola bandara menyiapkan sejumlah langkah antisipasi jika terjadi pembatalan penerbangan.
Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro mengatakan, sebanyak 83 penerbangan itu terdiri dari 41 jadwal kedatangan dan 42 jadwal keberangkatan. Rute penerbangannya ke Banjarmasin, Balikpapan, Palangkaraya, Pontianak, Samarinda, Tarakan, Pangkalan Bun, dan Sampit.
”Semua penerbangan itu berpotensi terdampak kabut asap yang disebabkan oleh karhutla (kebakaran hutan dan lahan) sesuai dengan perkembangan kondisi di lapangan, termasuk jarak pandang,” ujar Yuristo, Senin (16/9/2019).
Ia mengatakan, dampak kabut asap terhadap aktivitas penerbangan itu bisa beragam, mulai dari keterlambatan kedatangan dan keberangkatan (delayed), pembatalan penerbangan (cancel), kembali ke bandara keberangkatan (return to based), dan pengalihan pendaratan (divert) ke bandara lain.
Sebagai gambaran, berdasarkan pemantauan aktivitas penerbangan dari pukul 05.50 hingga 13.50 di Bandara Juanda, Senin, ada 16 penerbangan yang terdampak kabut asap. Sembilan dari 16 penerbangan terpaksa dibatalkan. Adapun dua penerbangan dari sembilan penerbangan yang dibatalkan itu awalnya diberangkatkan, tetapi akhirnya kembali ke Surabaya.
Dua penerbangan yang kembali ke Surabaya itu pun akhirnya dibatalkan karena situasi tidak memungkinkan. Penerbangan itu adalah Wings Air IW1804 rute Surabaya-Sampit dan NAM Air IN 246 rute Surabaya-Samarinda. Sementara tujuh penerbangan lain mengalami penundaan penerbangan lebih dari tiga jam.
Mengantisipasi dampak kabut asap terhadap aktivitas penerbangan, Yuristo menyebutkan, pihaknya selaku pengelola Bandara Juanda selalu berkoordinasi dengan pihak maskapai. Koordinasi itu penting untuk menentukan kebijakan yang harus diambil terhadap penumpang ataupun armada pesawatnya.
Kebijakan terhadap penumpang antara lain membantu menangani penumpang yang pesawatnya mengalami penundaan, pembatalan, ataupun pengalihan pendaratan. Misalnya, menyediakan ruang tunggu khusus agar tidak mengganggu kelancaran penerbangan rute lainnya.
”Bandara Juanda juga berkoordinasi dengan pihak maskapai terkait penanganan penumpang, misalnya mereka yang membatalkan penerbangan dan ingin mengurus pengembalian tiket pesawat. Selain itu, penumpang yang memilih menunggu hingga ada kepastian pemberangkatan penerbangan,” tutur Yuristo.
Terkait penanganan armada pesawat, pengelola Bandara Juanda menyiapkan area parkir bagi pesawat yang kembali ke pangkalan atau melakukan pengalihan pendaratan. Mereka juga terus berkomunikasi dengan Air Navigation untuk mengatur lalu lintas pesawat, baik yang berangkat maupun mendarat, serta memantau perkembangan pengoperasian bandara tujuan secara real time.
Teddy, penumpang di Bandara Juanda tujuan Sampit yang gagal berangkat, mengatakan berencana menginap di bandara seraya menunggu situasi membaik. Dia akan memantau perkembangan aktivitas penerbangan dan berharap segera bisa pulang ke Sampit menemui keluarganya.
Sementara itu, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pihaknya senantiasa menginformasikan kepada seluruh penumpang terkait gangguan penerbangan akibat cuaca buruk berupa kabut asap. Maskapai memfasilitasi penumpang yang memproses pengembalian dana ataupun perubahan jadwal keberangkatan.
”Operasionalisasi Lion Air Group akan berjalan normal kembali setelah jarak pandang dinyatakan aman untuk penerbangan. Perusahaan berupaya meminimalkan dampak yang timbul agar operasionalisasi penerbangan lainnya tidak terganggu,” ujar Danang.
Sebagai gambaran, jumlah penerbangan dari maskapai Lion Air Group yang terdampak kabut asap pada Minggu (15/9/2019) sampai dengan pukul 18.00 sebanyak 152 penerbangan di sejumlah bandara di Tanah Air. Gangguan penerbangan yang disebabkan kabut asap karhutla itu terjadi sejak Jumat, 13 September, atau telah berlangsung selama empat hari.