Cakupan Imunisasi Pneumoni Diperluas ke Pulau Sumbawa
Kementerian Kesehatan akan memperluas cakupan imunisasi pneumoni bagi bayi dan anak ke lima kabupaten-kota di Pulau Sumbawa.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
Petugas Posyandu di Desa Ta\'a, Dompu, NTB, melayani imunisasi bagi bayi dan anak.MATARAM, KOMPAS-Kementerian Kesehatan akan memperluas cakupan imunisasi pneumoni bagi bayi dan anak ke lima kabupaten-kota di Pulau Sumbawa. NTB tercatat memiliki prevalensi pneumoninya tertinggi di Indonesia menyusul Provinsi Bangka-Belitung.
“Setelah cakupan mencapai sasaran di Lombok, kami memperluas imunisasi ke Pulau Sumbawa,” ujar R Vensya Sitohang, Direktur Survailance dan Karantina Kesehetan Kemenkes, Senin (16/9/2019) di Mataram, Lombok, seusai menemui Sekda NTB, untuk melaporkan keberlanjutan imunisasi pneumonia di NTB.
Penyakit radang paru-paru bagi bayi dan anak di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensinya 4,5 persen. Insiden tertinggi pada kelompok usia 12 bulan-23 bulan. Survei Sample Registration oleh Balibangkes tahun 2014, menunjukkan 23 bayi meninggal tiap jam yang empat di antaranya karena radang paru-paru. Di NTB prevalensi pneumonia 6,38 persen.
Setelah cakupan mencapai sasaran di Lombok, kami memperluas imunisasi ke Pulau Sumbawa
Oleh sebab itu selama periode 2107-2019, NTB dan Bangka-Belitung dipilih menjadi sasaran imunisasi PCV (Pneumococcol Conjugate Vaccine), pada bayi dilakukan tiga kali saat usia dua bulan, 3 bulan dan 12 bulan.
Selama tiga tahun tercatat 70.000 bayi dan anak di kabupaten-kota Pulau Lombok yang mendapat imunisasi PCV. “Ada tren menurun kasus pneumoni di kabupaten-kota itu, meski datanya itu belum bisa dipublikasi karena kegiatan masih berjalan,” kata Vensya.
Setelah Pulau Lombok, Kemenkes memperluas cakupan imunisasi ke Pulau Sumbawa yang dijadwalkan berjalan tahun ini. Imunisasi PCV dilakukan bertahap dengan sasaran 30.000 bayi dan anak di Pulau Sumbawa.
Meski sasaran 70.000 bayi dan anak di Pulau Lombok sudah dicapai, imunisasi PCV tetap berjalan, sejalan bertambahnya jumlah kelahiran dan usia bayi dan anak yang menjadi sasaran imunisasi FVP. Imunisasi PCV yang dapat menjaga kekebalan tubuh bayi dan anak, diberikan secara gratis, mengingat harga pasaran vaksin ini Rp 800.000 per vial.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi, PCV merupakan imunisasi rutin yang diberikan kepada bayi dan anak di Posyandu selain DPT, BCG, Polio, DPT-HIB, dan campak. Pneumoni merupakan infeksi paru-paru yang umumnya disebabkan bakteri Streptococcus pnemoniae. Penyakit itu dipicu oleh lingkungan yang tidak sehat seperti rumah yang sempit tanpa dilengkapi saluran sirkulasi yang baik.
Misalnya di daerah terdampak gempa, warga yang rumahnya relatif luas kini menjadi sempit, yang mendorong terjadinya pneumoni. Ini terbukti dari pantuan Dinas Kesehatan NTB di perkampungan yang terdampak gempa Lombok. Tahun 2017 sebelum terjadi gempa, tercatat 12.000 bayi dan anak penderita pneumoni, naik tahun 2018 naik menjadi 19.000 bayi dan anak penderita.
Menurut Nurhandini yang juga dokter spesialis anak, pneumoni menyebabkan paru meradang. Kantung-kantung udara dalam paru (alveoli) dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen kurang. Kekurangan oksigen membuat sel tubuh tidak bisa bekerja. Jika penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, mengakibatkan kematian bagi penderitanya.
Upaya pencegahan pneumoni antara imunisasi, beristirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, hindari minuman yang beralkohol, dan cuci tangan untuk menjaga kebersihan tangan yang sudah menyentuh benda yang mungkin memiliki kumat penyakit.