Pendidikan seni budaya tak hanya menjadi komponen penting untuk menciptakan generasi muda yang kreatif, tetapi juga sebagai perekat keberagaman.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kekuatan seni dan budaya di mata dunia. Pendidikan seni budaya tak hanya menjadi komponen penting untuk menciptakan generasi muda yang kreatif, tetapi juga sebagai perekat keberagaman.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi saat pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional 2019 di Bandar Lampung, Lampung, Senin (16/9/2019).
”Seni adalah perekat antardaerah yang berbeda. Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekuatan yang besar. Oleh karena itu, mari kita hindari intoleransi,” katanya.
Promosi seni budaya harus terus digalakkan agar seni Indonesia dapat lebih mendunia.
Festival dengan tema ”Seni Menyatukan Keberagaman” itu digelar di dua lokasi secara serentak, yakni Lampung dan Banten. Pembukaan festival di Bandar Lampung dihadiri Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
Menurut Didik, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki kekayaan seni budaya. Untuk itu, masyarakat harus terus melestarikan kegiatan seni budaya. Tak hanya itu, promosi seni budaya harus terus digalakkan agar seni Indonesia dapat lebih mendunia.
Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional menjadi wadah untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam berkesenian. Tak hanya itu, kompetisi ini juga menjadi upaya penguatan pendidikan karakter bagi siswa. Sebagai peserta, mereka dituntut bersikap sportif dan mengapresiasi karya orang lain.
Ajang ini juga diharapkan dapat mencetak generasi muda yang kreatif dan inovatif. Mereka diharapkan mampu membuat seni budaya Indonesia semakin dikenal.
Festival diikuti 2.210 siswa sebagai peserta. Sebanyak 1.496 peserta mengikuti lomba di Bandar Lampung, sementara 714 peserta lainnya mengikuti lomba di Banten. Selain siswa tingkat SD, SMP, dan SMA umum, festival juga diikuti siswa sekolah luar biasa (SLB). Adapun jenis lomba yang digelar antara lain menyanyi, desain poster, teater, kriya, dan pantomim.
Selain lomba, festival juga diramaikan dengan pameran karya siswa di Lampung. Hasil karya berupa kerajinan tangan, kriya, mobil, hingga sayuran ditampilkan. Pengunjung juga dapat membeli karya tersebut sebagai oleh-oleh dari Lampung.
Arinal Djunaidi berharap, pembinaan seni budaya tidak hanya dilakukan melalui kegiatan festival dan budaya. Namun, pemerintah pusat juga diharapkan dapat memberikan pembinaan agar anak muda yang unggul di bidang seni budaya dapat menciptakan usaha yang bergerak di sektor industri kreatif. Dengan begitu, perekonomian daerah dan nasional dapat meningkat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Sulpakar mengatakan, jumlah orang yang berpartisipasi dalam kegiatan itu mencapai 3.900 orang. Selain peserta, para guru pendamping juga ikut berpartisipasi.
Selain mengikuti festival, sejumlah sekolah juga memanfaatkan momentum tersebut untuk studi banding tentang pembinaan seni yang dilakukan di sekolah yang ada di Lampung.
Menurut dia, pendidikan seni tidak kalah pentingnya dengan pelajaran lain yang menekankan aspek kognitif siswa, seperti matematika dan fisika. Pendidikan seni mampu memunculkan kecerdasan sosial dan emosi anak.