Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan teknologi modifikasi cuaca berhasil menurunkan hujan di Riau. Operasi ini merupakan hasil kerja sama TNI Angkatan Udara dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Oleh
Edna C Pattisina
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan dengan teknologi modifikasi cuaca, hasil kerja sama TNI Angkatan Udara dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, berhasil menurunkan hujan di Riau.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Fajar Adriyanto, Kamis (19/9/2019), menyatakan, modifikasi cuaca itu dilakukan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130 TNI AU yang menyemai awan dengan menabur garam (NaCL) sebanyak 3,4 ton.
Penaburan garam dilakukan di atas wilayah Dumai, Rohil, dan Padang Sidimpuan, yang terletak di Sumatera Utara. Wilayah itu dipilih karena sesuai dengan potensi pertumbuhan awan yang berpotensi menghasilkan hujan.
”Operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) TNI AU di Riau berhasil menurunkan hujan di Dumai, tepatnya di Kelurahan Batu Teritip yang berbatasan dengan Rokan Hilir,” kata Fajar.
Menurut Fajar, hujan turun kurang lebih selama 30 menit dengan intensitas sedang. ”Sekali di pagi hari, sekali lagi pada sore hari,” katanya.
Upaya TMC ini, kata Fajar, merupakan kerja sama TNI AU dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). BPPT yang memberikan bubuk penyemaian berupa garam NaCL dan kabosil, sedangkan TNI AU, dalam hal ini Depohar, membuat sendiri konsol untuk penyemaian awan. Dibutuhkan pesawat yang dimodifikasi agar dapat digunakan untuk menyemai awan.
”Total ada empat pesawat yang digunakan: dua di Riau, dua di Kalimantan. Terbangnya sih sudah berkali-kali,” kata Fajar.
Di Kalimantan, pesawat CN-295 TNI AU menyemai awan pada pukul 13.30 hingga 15.45 WIB di wilayah Kabupaten Katingan, utara Palangkaraya dan Kabupaten Kapuas. Pesawat terbang pada ketinggian 8.000 kaki dan menghabiskan bahan semai garam NaCl sebanyak 1.500 kg.
Operasi TMC akan terus dilakukan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. TNI AU mengerahkan empat pesawat, yakni C-130 Hercules dan Casa C-212 di Pekanbaru serta CN-295 dan Casa C-212 di Palangkaraya.