Jalur Kereta Api Semarang-Rembang Jadi Prioritas Kedua Setelah Borobudur
Reaktivasi jalur kereta api Semarang-Rembang menjadi prioritas kedua di Jawa Tengah, setelah jalur Semarang-Borobudur. Itu guna mengatasi kepadatan kendaraan angkutan berat dari Kota Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Reaktivasi jalur kereta api Semarang-Rembang menjadi prioritas kedua di Jawa Tengah, setelah jalur Semarang-Borobudur. Hal tersebut dibutuhkan guna mengatasi kepadatan kendaraan angkutan berat dari Kota Semarang ke arah timur.
Kepala Seksi Perkeretaapian di Dinas Perhubungan Jateng Fajar Ahmad, saat dihubungi dari Semarang, Rabu (18/9/2019), mengatakan, ada tiga rute utama kereta api di Jateng yang bakal direaktivasi. Pembiayaannya akan dilakukan pemerintah pusat.
”Setelah Borobudur, reaktivasi jalur Semarang-Kudus-Pati-Rembang menjadi prioritas karena jalur ke arah timur dipadati kendaraan berat. Apabila jalur KA sudah tersedia, angkutan barang di jalan raya bisa dialihkan lewat moda kereta api,” ujar Fajar.
Menurut Fajar, pembangunan jalur yang nantinya akan tersambung hingga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tersebut diperkirakan dimulai pada 2023. Itu setelah detail engineering design (DED), analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), dan pembebasan lahannya tuntas.
Selama ini, lanjut Fajar, sejumlah pemerintah kabupaten, seperti Pati dan Rembang, telah menyatakan dukungannya. ”Sejauh ini, yang paling antusias Pati karena kepala daerah mereka selalu hadir setiap ada diskusi tentang rencana reaktivasi tersebut,” ucapnya.
Sebelumnya, Bupati Pati Haryanto mengatakan, pihaknya kerap mengusulkan kepada Gubernur Jateng agar ada jalur KA di ruas pantura timur. Jalur itu penting untuk mengurangi kepadatan lalu lintas. Ia pun berharap jalur KA Semarang-Rembang segera direalisasikan.
Menurut Fajar, dalam studi, akan dikaji trase yang akan dilalui sehingga akan ada rekomendasi apakah reaktivasi jalur lama atau membuat jalur KA baru. Adapun jalur KA lama sudah ditempati untuk berbagai hal, termasuk permukiman, sehingga dampak sosialnya perlu diperhatikan.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Bagian Tengah Bram Hertasning menambahkan, reaktivasi jalur Semarang hingga Bojonegoro sudah masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNas). Namun, masih banyak tahapan yang harus dilalui.
Kami membutuhkan dukungan pemerintah daerah terkait rencana tata ruang wilayah hingga terkait pembebasan lahan. Hingga saat ini, pemerintah daerah masih mendukung.
”Kami membutuhkan dukungan pemerintah daerah terkait rencana tata ruang wilayah hingga terkait pembebasan lahan. Hingga saat ini, pemerintah daerah masih mendukung,” kata Bram.
Setelah Semarang-Borobudur dan Semarang-Rembang, kata Fajar, prioritas selanjutnya adalah Purwokerto-Wonosobo. ”Jalur ini memiliki cerita sendiri di masa lalu. Namun, melihat permintaan komoditas barang dan lainnya, jalur ini menjadi prioritas terakhir,” ujarnya.
Adapun pembangunan jalur Semarang-Borobudur menjadi prioritas utama, bersamaan dengan Kulon Progo-Borobudur. Itu antara lain karena kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Borobudur menjadi salah satu destinasi pariwisata prioritas yang dikembangkan pemerintah pusat.