Pembalakan liar marak terjadi di lokasi kebakaran hutan lindung gambut yang dikelola menjadi hutan desa di Sinarwajo, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Luasnya mencapai 100 hektar.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
MUARA SABAK, KOMPAS — Pembalakan liar marak terjadi di lokasi kebakaran hutan lindung gambut yang dikelola menjadi hutan desa di Sinarwajo, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Hingga Jumat (20/9/2019), kebakaran yang melanda kawasan itu sudah hampir 100 hektar.
Titik awal kebakaran diperkirakan berasal tak jauh dari lokasi penumpukan kayu olahan hasil curian dari hutan lindung itu. Berdasarkan pantauan Kompas, kayu-kayu masih terkumpul di sejumlah titik lokasi. Untuk menuju lokasi harus melewati rel angkut kayu sepanjang hampir 0,5 kilometer. Namun, tak ada lagi aktivitas dalam lokasi. Pembalak diperkirakan meninggalkan lokasi itu setelah kebakaran muncul dan meluas di lokasi tersebut.
Samsu Alam, Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa Sinarwajo, mengatakan, para pembalak menebangi kayu dari hutan lindung yang secara administrasi berlokasi di desa tetangga, tetapi membawa kayu lewat jalur distribusi Desa Sinarwajo.
Sebelum pembalak dapat mengeluarkan sebagian hasil kayu curian, api muncul di lokasi. Dalam kondisi angin kencang, api pun dengan cepat menyebar pada hamparan gambut dalam. ”Kebakaran akhirnya dengan cepat meluas,” ujarnya.
Sebelum pembalak dapat mengeluarkan sebagian hasil kayu curian, api muncul di lokasi.
Samsu mengatakan, warga telah melaporkan aktivitas liar di sana kepada Kepolisian Sektor Mendahara Ulu. Warga mendesak aparat segera menindak aktivitas liar tersebut.
Kepala Seksi Perlindungan Hutan Kesatuan Pemangku Hutan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Edi Suprapto membenarkan informasi terdapatnya pembalakan liar di sana. Pihaknya sempat mengecek lokasi dan mendapati puluhan meter kubik kayu olahan telah menumpuk siap dilansir. Untuk mencegah pembalak mengambil kayu, pihaknya langsung memotong-motong kayu di tempat.
Atas temuan itu, pihaknya tengah membuat berita acara penyelidikan. ”Temuan akan kami laporkan kepada Dinas Kehutanan Provinsi Jambi untuk segera ditangani secara hukum,” katanya.
Pulang cepat
Kabut asap semakin tebal menyelimuti wilayah Tanjung Jabung Timur. Meskipun aktivitas sekolah tetap berjalan, anak-anak dipulangkan lebih cepat pada pukul 09.00 WIB.
Menurut Mujiati, ia sempat mengungsikan dua anak kecilnya ke rumah neneknya. Namun, kedua anaknya itu akhirnya dikembalikan lagi karena mereka tak tahan terpisah dari orangtuanya. ”Mau tak mau membawa mereka ke sini lagi walaupun asapnya tebal,” katanya.