Pelindo II Rintis Kolaborasi dengan Otoritas Pelabuhan Sabah
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) menjalin kerja sama di sejumlah bidang dengan Otoritas Pelabuhan Sabah (Sabah Ports Authority), Malaysia.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) menjalin kerja sama di sejumlah bidang dengan Otoritas Pelabuhan Sabah (Sabah Ports Authority), Malaysia. Kerja sama itu diharapkan meningkatkan volume perdagangan Indonesia dan Malaysia.
“Pada akhirnya, kerja sama ini diharapkan bisa meningkatkan volume perdagangan kedua negara,” kata Direktur Utama IPC Elvyn G Masassya seusai penandatanganan nota kesepahaman antara IPC dan Otoritas Pelabuhan Sabah, Jumat (20/9/2019), di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan di sela-sela penyelenggaraan ASEAN Port Association Sport Meet 2019 yang berlangsung di DIY. ASEAN Port Association Sport Meet merupakan kompetisi olahraga antar pengelola pelabuhan di sembilan negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN Ports Association (APA).
Elvyn menjelaskan, kerja sama IPC dengan Otoritas Pelabuhan Sabah mencakup beberapa bidang, misalnya pertukaran informasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta pengoperasian pelabuhan. Dalam bidang pengembangan SDM, misalnya, karyawan IPC bisa melakukan studi banding ke Otoritas Pelabuhan Sabah dan demikian pula sebaliknya.
“Nanti dimungkinkan karyawan-karyawati IPC studi di Sabah Port Authority, sementara karyawan-karyawati Sabah bisa studi IPC,” ujar Elvyn.
Dalam bidang pengoperasian pelabuhan, IPC akan menjajaki kemungkinan kerja sama antara Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat—yang saat ini sedang dalam proses pembangunan—dengan pelabuhan di Sabah. Menurut Elvyn, lokasi Pelabuhan Kijing relatif dekat dengan Sabah sehingga kerja sama di antara dua pelabuhan itu sangat dimungkinkan.
“Saat ini, IPC sedang membangun Pelabuhan Kijing di Kalimantan Barat yang lokasinya dekat dengan Sabah, terutama Kota Kinabalu. Kami akan mencari kemungkinan antara Sabah dan Kijing ini bisa dilakukan kerja sama,” ujar Elvyn.
Pelayaran kapal menuju Sabah kemungkinan akan melewati Selat Lombok sehingga jarak yang ditempuh lebih pendek. Dengan begitu, biaya pengiriman logistik dari Indonesia ke Sabah bisa lebih efisien.
Dia menambahkan, saat ini, pembangunan Pelabuhan Kijing sudah mencapai 23 persen. Pelabuhan tersebut ditargetkan bisa beroperasi mulai Juli 2020. “Pelabuhan Kijing akan digunakan untuk pengiriman petikemas dan non-petikemas,” tuturnya.
Melalui kerja sama itu, IPC dan Otoritas Pelabuhan Sabah juga akan mengkaji kembali rute pelayaran kapal pengangkut barang yang menuju wilayah Sabah. Selama ini, menurut Elvyn, kapal menuju wilayah Sabah harus menempuh jarak yang jauh karena rutenya melewati Selat Malaka.
Ke depan, Elvyn menyebut, pelayaran kapal menuju Sabah kemungkinan akan melewati Selat Lombok sehingga jarak yang ditempuh lebih pendek. Dengan begitu, biaya pengiriman logistik dari Indonesia ke Sabah bisa lebih efisien. “Ke depan diharapkan bisa lewat Selat Lombok. Jadi, selat itu bisa digunakan untuk peningkatan kerja sama antara Sabah dan Indonesia,” tutur dia.
Terkait target peningkatan volume perdagangan dari kerja sama itu, Elvyn mengatakan, pihaknya masih melakukan penghitungan. Kalkulasi yang tepat dibutuhkan karena pelabuhan di Sabah memiliki karakter khas, yakni untuk bongkar muat barang non petikemas, misalnya minyak sawit mentah (CPO) dan hasil sumber daya alam lain.
“Tentu akan dilihat karena spesifikasi Sabah itu lebih banyak untuk non-petikemas, misalnya CPO dan sumber daya alam lain. Kami masih hitung berapa potensi kerja sama ini,” papar Elvyn.
Sebelum menjalin kerja sama dengan Otoritas Pelabuhan Sabah, IPC telah menandatangani 10 nota kesepahaman kerja sama dengan sejumlah otoritas dan operator pelabuhan di negara lain, misalnya China, Qatar, Panama, Australia, Meksiko, Djibouti, dan Malaysia.
Sementara itu, Deputy Chairman Sabah Ports Authority, Datuk Maisuri Bin Besri, mengatakan, pihaknya membawahi 8 pelabuhan di negara bagian Sabah. Dengan kerja sama itu, pelabuhan-pelabuhan di Sabah sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan 12 pelabuhan IPC.
“Kami berterima kasih atas kesediaan IPC untuk bekerja sama. Kami masing-masing ada kelemahan dan kekuatan, tapi jika kerja sama, bisa meningkatkan kapabilitas,” ungkap Maisuri.