Mahasiswa dan dosen didorong mengembangkan kewirausahaan. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk merintis dan membangun bisnis.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Mahasiswa dan dosen didorong mengembangkan kewirausahaan. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk merintis dan membangun bisnis.
Demikianlah benang merah pemaparan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga ketika membuka secara resmi kegiatan Sinergi Program Kementerian Koperasi dan UKM dan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Bali di kampus IKIP PGRI Bali, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (21/9/2019).
”Era Revolusi Industri 4.0 sekarang ini membuka peluang dan kemungkinan (membangun kewirausahaan) itu. Revolusi Industri 4.0 intinya memudahkan dan membuka akses menjadi pengusaha atau wirausaha,” kata Puspayoga. Puspayoga menyebutkan kemajuan teknologi informasi memberikan generasi milenial kesempatan membuka peluang usahanya sendiri dan sekaligus menangkap peluang usaha yang ada.
Dalam rangkaian kegiatan itu, Puspayoga menandatangani naskah kesepahaman antara Menteri Koperasi dan UKM dan Rektor IKIP PGRI Bali I Made Suarta tentang pengembangan kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Puspayoga juga menyerahkan program kredit usaha rakyat (KUR) secara simbolis kepada sejumlah pengusaha pemula yang mengikuti kegiatan sinergi program tersebut dan menyerahkan bantuan pemerintah serta pinjaman dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB KUMKM).
Senada dengan Puspayoga, pakar pemasaran Hermawan Kartajaya menyatakan akademisi di kampus juga berperan mengembangkan kewirausahaan melalui penerapan hasil riset mereka selain membangun ekosistem kewirausahaan di kampus. Akademisi merupakan satu dari empat pilar pengembangan bisnis skala kecil selain praktisi bisnis dan pengambil kebijakan. ”Sekarang ini dimungkinkan semua orang menjadi pengusaha,” kata Hermawan.
Pengusaha Dewi Motik Pramono mengungkapkan kemauan dan keberanian memulai menjadi modal penting untuk merintis dan membangun bisnis. Dewi Motik memotivasi mahasiswa IKIP PGRI Bali dan kalangan pengusaha pemula yang mengikuti pelatihan tersebut agar memanfaatkan peluang yang ada. ”Wirausaha membuka kesempatan bagi Anda untuk menghasilkan uang,” ujar Dewi Motik.
Dana bergulir
Kepala LPDB KUMKM Braman Setyo menyatakan, penyaluran ataupun pengembalian dana bergulir di Provinsi Bali tergolong baik dengan indikator rendahnya tingkat kredit macet dan gagal bayar di Bali. Secara umum di Indonesia, menurut Braman, tingkat kredit macet dan gagal bayar (non-performing loan/NPL) dana bergulir LPDB KUMKM masih di kisaran 0,20 persen.
”Saya sudah meminta kepala dinas koperasi, baik di provinsi, kabupaten, maupun kota, di Indonesia untuk mencari dan mengusulkan koperasi yang berkualitas agar mereka menyerap dana bergulir,” kata Braman.
Kepala dinas koperasi, baik di provinsi, kabupaten, maupun kota, di Indonesia diminta mencari dan mengusulkan koperasi yang berkualitas agar mereka menyerap dana bergulir.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali I Gede Indra Dewa Putra menyebutkan penyerapan dana bergulir di Bali mencapai Rp 2,5 triliun. Terkait perkembangan UKM di Bali, Gede Indra menyatakan UKM di Bali bertumbuh sekitar 4 persen, atau di atas rata-rata pertumbuhan nasional yang sebesar 3,1 persen. ”Jumlah UKM di Bali saat ini mencapai 326.000 usaha,” ujar Gede Indra.
Editor:
Cornelius Helmy Herlambang
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.