Kualitas Udara Kembali Memburuk, Petugas Kesehatan Membagikan Masker
Dinas Kesehatan Kota Batam melaksanakan instruksi pemerintah daerah untuk cepat tanggap jika kualitas udara kembali memburuk akibat kabut asap.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Dinas Kesehatan Kota Batam melaksanakan instruksi pemerintah daerah untuk cepat tanggap jika kualitas udara kembali memburuk akibat kabut asap. Ribuan masker dibagikan secara gratis kepada warga, Minggu (22/9/2019), saat konsentrasi PM 10 kembali melebihi 100 mikrogram per meter kubik.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, konsentrasi PM 10 yang melebihi 100 mikrogram per meter kubik berpotensi mengganggu kesehatan anak-anak. Gangguan kesehatan ringan seperti sesak napas, batuk, dan demam bisa terjadi jika berada terlalu lama beraktivitas di luar ruangan tanpa menggunakan masker.
Data detilnya bisa diketahui pada awal Oktober nanti, laporan jumlah pasien dirangkum secara rutin setiap awal bulan, ujar Didi
Situasi kabut asap di Batam yang datang dan pergi membuat warga kerap kali tidak membawa masker saat bepergian ke luar rumah. Misalnya pada hari ini, asap baru nampak jelang siang hari. Akibatnya, banyak yang terjebak kabut pekat saat tengah berada di tengah perjalanan tanpa menggunakan masker.
Didi mengimbau, agar warga tetap waspada setidaknya hingga Oktober meskipun terkadang udara nampak bersih dan tidak berkabut. “Partikel asap menyerang saluran pernapasan mahluk hidup, salah satu dampak yang paling sering dirasakan adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” katanya.
Ia memperkirakan, ada kenaikan jumlah penderita ISPA di Batam pada September. Namun, saat ini jumlah kenaikan pasien ISPA belum diketahui jumlahnya secara pasti. “Data detilnya bisa diketahui pada awal Oktober nanti, laporan jumlah pasien dirangkum secara rutin setiap awal bulan,” ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Gubernur Kepulauan Riau Isdianto, Rabu (18/9), mengintruksikan, untuk meliburkan siswa jika konsentrasi PM 10 melebihi 200 mikrogram per meter kubik. Saat itu, ia juga meminta agar petugas kesehatan proaktif turun ke lapangan melayani warga yang terdampak kabut asap.
Menanggapi hal tersebut, Didi menyatakan siswa TK hingga SMP akan diliburkan begitu konsentrasi PM 10 mencapai 200 mikrogram per meter kubik. Sedangkan jika konsentrasi PM 10 mencapai 300 mikrogram per meter kubik siswa SMA harus diliburkan dan warga sebaiknya menghentikan aktivitas di luar ruang.
“Dalam mengeluarkan rekomendasi terkait kabut asap kami mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU),” ujar Didi.
Mengganggu
Di Kabupaten Kepulauan Anambas, kabut asap yang pekat kiriman dari Kalimantan masih menyelimuti daerah itu sejak Selasa (17/9). Kabut yang pekat itu menyebabkan aktivitas penerbangan di Bandara Letung lumpuh total selama lima hari belakangan. Jarak pandang di sana kurang dari 1.000 meter.
Kepala Stasiun Meteorologi Tarempa Dudi Juhandinata mengatakan, jarak pandang di Bandara sempat membaik dan memungkinkan aktivitas penerbangan pada Sabtu (20/9). Namun, hari ini situasi kembali memburuk. Jarak pandang di Kepulauan Anambas hanya berkisar 500 meter.
Kabut asap pekat juga terbawa angin hingga ke Singapura. Laman resmi Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura (NEA) menunjukkan, konsentrasi PM 2.5 di sana melebihi 100 mikrogram per meter kubik. Lokasi yang paling terdampak asap pekat adalah Singapura bagian selatan yang menghadap ke Batam.
Meskipun udara tergolong tidak sehat, gelaran Formula 1 di Singapura tetap dilangsungkan pada malam ini. Melalui laman resmi Grand Prix Singapura, panitia menyatakan kualitas udara saat balapan nanti sulit diprediksi. Kondisi berkabut bisa berubah setiap saat hanya dalam hitungan jam tergantung arah angin.
Panitia juga mengimbau penonton untuk menggunakan masker N95 yang disediakan di lokasi penjualan suvenir. Selain itu, petugas kesehatan juga diperbanyak sebagai antisipasi untuk menangani penonton yang mengalami gangguan kesehatan di lokasi balapan.