Sebagian kawasan di Provinsi Aceh mulai terpapar asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. Kendati belum mengganggu aktivitas, warga diimbau memakai masker dan mengurangi aktivitas di luar rumah.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Sebagian kawasan di Provinsi Aceh mulai terpapar asap kiriman dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatera. Kendati belum mengganggu aktivitas, warga diimbau memakai masker dan mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Kabut asap mulai menyelimuti Aceh sejak Minggu malam. Di Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Langsa, kabut asap dilaporkan sudah menyelimuti kawasan permukiman sejak pagi. Warga mulai menggunakan masker untuk menghindari paparan asap secara langsung. ”Dua hari belakangan kabut asap semakin tebal,” kata Asrul, warga Langsa, Senin (23/9/2019) pagi.
Sementara di Lhokseumawe, kabut asap juga menyelimuti kawasan jalan protokol. Aparat polisi dan TNI mulai membagikan masker kepada para pengguna jalan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda, Zakaria Ahmad, mengatakan, sebaran asap mulai menyelimuti Aceh sejak dua hari lalu. Zakaria mengatakan, asap tersebut diduga kiriman dari wilayah Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan.
”Setelah beberapa hari lalu, asap karhutla dari beberapa provinsi di Sumatera masuk ke wilayah Aceh dan kemudian sempat menghilang. Hari ini datang lagi menyapa Aceh,” ucap Zakaria.
Menurut dia, ada potensi hujan ringan akan turun di Aceh. Jika hujan turun, kabut asap akan hilang. Namun, jika kebakaran hutan dan lahan masih terjadi, kemungkinan asap kiriman bakal kembali datang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh Sunawardi mengatakan, sejauh ini belum ada laporan warga yang mengalami gangguan kesehatan karena paparan kabut asap. Namun, dia meminta warga untuk menghindari paparan asap secara langsung dengan menggunakan masker serta mengurangi kegiatan di luar rumah. ”Perbanyak minum air putih, jangan sampai dehidrasi,” kata Sunawardi. Panglima Laot Aceh/Lembaga Adat Nelayan juga mengimbau nelayan tidak melaut terlalu jauh karena dikhawatirkan jika terjadi hal buruk akan sulit dideteksi. Sebelumnya, satu kapal nelayan di Sabang dilaporkan mengalami kesulitan mencari rute kembali ke dermaga lantaran pandangan tertutup kabut.
Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftah Cut Adek mengatakan, tim Basarnas dan nelayan Sabang sedang mencari kapal nelayan yang masih berada di laut untuk dijemput ke dermaga. ”Nelayan yang tidak memiliki alat penunjuk arah (kompas) agar tidak terlalu jauh pergi melaut menangkap ikan karena kabut asap bisa mengganggu pelayaran,” katanya.