Antusiasme kaum muda mengikuti Festival Goyang Karawang Internasional 2019 terus meningkat dalam dua bulan terakhir.
Oleh
MELATI MEWANGI
·3 menit baca
KARAWANG, KOMPAS — Antusiasme kaum muda mengikuti Festival Goyang Karawang Internasional 2019 terus meningkat dalam dua bulan terakhir. Partisipasi mereka menunjukkan iklim budaya dan kesenian di Karawang masih menggelora. Menurut rencana, seusai festival, Dinas Pariwisata dan Budaya Karawang mendorong agar seni tari masuk ke dalam muatan lokal di sekolah.
Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bakal mengadakan pergelaran budaya berskala internasional pada 26-29 September 2019. Kegiatan ini digelar sekaligus untuk memperingati hari jadi ke-386 Kabupaten Karawang.
Sejak diumumkan pada awal Juli lalu, ditargetkan lebih dari 10.000 orang terlibat untuk menari goyang karawang. Pertengahan Agustus, jumlahnya bertambah menjadi 11.000 orang. Kini, jumlah peserta yang terdaftar mencapai 17.000 orang.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang Okih Hermawan, Rabu (25/9/2019), mengatakan, mayoritas peserta berasal dari pelajar, mahasiswa, dan kaum muda di Karawang. Mereka terlibat sukarela menjadi bagian dalam pemecahan Museum Rekor-Dunia Indonesia.
”Target kami memecahkan Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan jumlah penari terbanyak untuk kesenian goyang karawang. Partisipasi kaum muda menunjukkan bahwa iklim budaya dan kesenian di Karawang sangat tinggi,” ujar Okih.
Siswi kelas XII SMA Negeri 2 Karawang, Eka Monika (18), pertama kali terlibat dalam kegiatan festival tersebut. Ia senang menjadi bagian dalam sejarah pemecahan rekor MURI. Bagi dia, kesempatan ini adalah sebuah kebanggaan karena dapat menunjukkan bakat menarinya di depan publik.
Hal senada dikatakan Kahlil M F (10), siswa kelas V SD Palumbonsari IV Karawang. Meski kebanyakan pesertanya wanita, ia tak merasa malu untuk berpartisipasi dalam festival itu. Sejak kecil ia sudah bergabung dengan sanggar tari dan pentas di berbagai lomba. Kesempatan menari saat ini dianggapnya untuk bernostalgia dan melatih keberanian.
Partisipasi para pelajar tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga menjadi pelatih. Mereka dipilih melalui tahap seleksi yang ketat oleh Agus Gandamanah, koreografer tari goyang karawang. Kemudian, 40 orang yang terpilih akan disebar ke sejumlah sekolah dan sanggar tari untuk menjadi mentor bagi para peserta festival.
Gissa (12), siswi SMP 1 Karawang Timur, adalah salah satu pelatih festival goyang karawang. Ia bangga karena dapat terpilih menjadi bagian dalam acara tersebut. Baginya, kegiatan ini sekaligus melatih kesabaran dan kedisiplinan dalam kerja tim. Ia berharap agar tahun depan dapat kembali menjadi bagian di dalamnya.
Muatan lokal
Festival ini diharapkan bukan hanya sebagai festival, melainkan juga memperkuat jati diri Karawang sebagai lumbung padi dan kota sejarah. Okih menambahkan, kegiatan ini sebagai upaya melestarikan tradisi dan kesenian tradisional khas Karawang agar tidak musnah.
Dengan demikian, ia pun mendorong agar kegiatan seni tari masuk ke dalam muatan lokal di sekolah-sekolah. Menurut dia, penting untuk menanamkan nilai seni tari dan budaya sejak usia dini.
Pembinaan tari di sekolah akan dilakukan oleh sanggar yang berada dalam satu daerah. Langkah yang kami lakukan, antara lain, merevitalisasi sanggar di setiap kecamatan dan mencetak banyak pelatih melalui pembinaan.
”Pembinaan tari di sekolah akan dilakukan oleh sanggar yang berada dalam satu daerah. Langkah yang kami lakukan antara lain merevitalisasi sanggar di setiap kecamatan dan mencetak banyak pelatih melalui pembinaan,” kata Okih.
Okih mengusulkan agar ada peraturan bupati yang mengatur perihal muatan lokal tari di sekolah. Sebab, selama ini, menurut Okih, upaya pelestarian seni tari daerah belum menyasar detail, aturan itu tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pelestarian Kebudayaan Daerah.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang pada Januari 2019, tercatat ada 23 sanggar seni tari yang dilatih 316 pelatih. Rata-rata sanggar memiliki anggota 20-40 orang. Disparbud Karawang mendorong pembentukan peraturan bupati agar kesenian tari masuk ke dalam muatan lokal di sekolah-sekolah.