7.000 Pengungsi Akan Tinggalkan Wamena dengan Pesawat Hercules
Sebanyak 7.000 warga telah mendaftar menjadi penumpang pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara pasca-kerusuhan di Wamena, Papua, pada 23 September 2019. Pesawat ini akan mengevakuasi mereka ke Jayapura.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
SENTANI, KOMPAS — Sebanyak 7.000 warga telah mendaftar menjadi penumpang pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara pasca-kerusuhan di Wamena, Papua, pada 23 September 2019. Pesawat ini akan mengevakuasi mereka ke Jayapura.
Hal ini disampaikan Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Jayapura Marsekal Pertama TNI Tri Bowo Budi Santoso saat ditemui di Gedung Serbaguna Megantara, Pangkalan Udara Silas Papare Jayapura (Lanud SPJ), Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (28/9/2019).
Tri mengatakan, hingga kini, diperkirakan 2.000 pengungsi telah meninggalkan Wamena. Walakin, lanjutnya, jumlah pengungsi yang terdata Lanud SPJ hingga Sabtu ini mencapai 1.500 orang.
”Pesawat ini tak hanya membawa warga ke Jayapura. Kami juga mengirimkan bantuan makanan, pakaian, dan berbagai barang kebutuhan pokok lainnya yang mencapai 39 ton bagi pengungsi di Wamena selama lima hari terakhir,” ujar Tri.
Ia menuturkan, pengungsi yang ditampung di Gedung Serbaguna Lanud SPJ sebanyak 106 orang, sedangkan puluhan pengungsi lain ditampung di Aula Batalyon Infanteri Raider/751 Sentani, Papua.
”Khusus pengungsi yang masih bertahan di Wamena membutuhkan bantuan selimut dan pakaian. Sementara bantuan makanan masih tercukupi,” ucap Tri.
Wakil Kepala Polda Papua Brigadir Jenderal (Pol) Yakobus Marjuki mengatakan, situasi keamanan di Wamena cukup kondusif dan aktivitas perekonomian mulai berjalan. Namun, warga belum berani untuk kembali ke rumahnya.
Ia mengungkapkan, pengungsi rawan sakit karena tidur di lokasi pengungsian yang dingin. Sebanyak 471 warga sudah menderita diare. ”Saat ini, langkah-langkah rehabilitasi pascakonflik terus berjalan. Total sebanyak 8.000 pengungsi tersebar di sejumlah lokasi, seperti Polres Jayawijaya dan Kodim 1702 Jayawijaya,” papar Yakobus.
Ia pun menyatakan, Polda Papua untuk sementara telah menangkap tiga tersangka dalam kasus kerusuhan di Wamena. ”Saat ini, kami telah memiliki bukti lengkap dan nama pihak-pihak yang terlibat dalam kerusuhan. Tujuannya, agar dalam upaya penegakan hukum tepat sasaran,” tutur Yakobus.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua Ribka Haluk saat ditemui di tempat yang sama mengatakan, pihaknya telah membuka dapur umum di sejumlah lokasi pengungsian.
”Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial agar selalu memberikan bantuan yang dibutuhkan pengungsi. Kami juga akan memberikan pendampingan bagi pengungsi yang mengalami trauma berat,” lanjutnya.
Iksan, salah satu pengungsi, mengatakan hanya membutuhkan bantuan biaya untuk membeli tiket pesawat atau kapal agar secepatnya meninggalkan Papua.
”Saya tak kuat untuk kembali lagi ke Wamena. Masih teringat kembali situasi yang begitu mencekam saat terjadi kerusuhan,” ucap pria asal Jawa Timur ini sambil meneteskan air mata.