Penyelundup Manfaatkan Lalu Lintas Padat di Perairan Batam
Badan Keamanan Laut menangkap sebuah tongkang dan dua kapal tunda yang diduga melakukan transaksi bahan bakar minyak ilegal di perairan Batam, Kepulauan Riau.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Badan Keamanan Laut menangkap sebuah tongkang dan dua kapal tunda yang diduga melakukan transaksi bahan bakar minyak ilegal di perairan Batam, Kepulauan Riau. Lalu lintas kapal yang sangat ramai di perairan Batam dimanfaatkan penyelundup untuk menyamarkan aksi, termasuk transaksi BBM ilegal.
Direktur Operasi Badan Keamanan Laut (Bakamla) Laksamana Pertama Nursyawal Embun, Sabtu (28/9/2019), mengatakan, kapal tongkang Permata Sukses 9001 dengan logo Pertamina itu mengangkut 3.900 kiloliter bahan bakar jenis fatty acid methyl esters (FAME) yang merupakan sejenis minyak nabati untuk bahan pencampur biodiesel. Penangkapan dilakukan pada Selasa, 24 September.
”Mencegah penyelundupan minyak adalah salah satu prioritas operasi Bakamla. Hal ini untuk mendukung kebijakan pemerintah memberlakukan minyak satu harga di seluruh Indonesia,” kata Nursyawal.
Setelah mendapat laporan intelijen, Bakamla mengerahkan KN Bintang Laut 401 untuk menyergap ketiga kapal itu. Sebanyak 13 anak buah kapal (ABK) tunda MTP dan kapal tunda GS 88 yang tengah memindahkan BBM dari tongkang Permata Sukses langsung ditangkap untuk dimintai keterangan.
”Saat ditangkap, mereka baru memindahkan 14 ton FAME ke kapal tunda GS 88,” ujar Nursyawal.
Para pelaku tidak berkutik ketika diminta menunjukkan izin transaksi BBM di perairan dekat Kawasan Industri Kabil tersebut. Mereka diketahui tidak mengantongi izin berlayar dari kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan ataupun izin transaksi migas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Lalu lintas kapal yang sangat ramai di perairan Batam dimanfaatkan penyelundup untuk menyamarkan aksinya.
Menurut Nursyawal, lalu lintas kapal yang sangat ramai di perairan Batam dimanfaatkan penyelundup untuk menyamarkan aksinya. Kasus penyelundupan BBM di Batam tidak menunjukkan tanda-tanda menurun meskipun sudah berkali-kali ditindak.
”Di Kepulauan Riau ada banyak modus yang digunakan pelaku untuk menyelundupkan BBM. Setiap ada kelangkaan BBM di daerah lain, biasanya penyelundup semakin marak beroperasi,” ujarnya.
Oleh karena itu, Bakamla kini menempatkan tiga kapal patroli di Pangkalan Armada Keamanan Laut Barat di Batam. Ketiga kapal itu adalah KN Belut, KN Tanjung Datu, dan KN Bintang Laut. Kehadiran kapal-kapal patroli itu diharapkan mempersempit ruang gerak penyelundup.
Sejumlah ABK tongkang Permata Sukses 9001 mengatakan, mereka mengangkut FAME dari Terminal BBM Kawasan Industri Kabil di Batam untuk dibawa ke Terminal BBM Tanjung Uban di Bintan. Mereka mengaku tidak tahu muatan BBM kapal itu dipindahkan oleh ABK kapal tunda MTP ke kapal tunda GS 88.
Sepanjang 2019, Bakamla telah tiga kali menangkap kapal penyelundup solar di perairan sekitar Batam. Sebelumnya, pada Juli 2019, sebuah kapal kayu ditangkap karena mengangkut 70 ton solar tanpa dokumen. Kapal tanpa nama itu diketahui akan membawa solar ilegal dari Batam menuju Jambi.
Kepala Pangkalan Armada Keamanan Laut Barat Batam Kolonel Ade Prasetia mengatakan, untuk proses selanjutnya, Bakamla akan menyerahkan kapal tongkang kepada Direktorat Polisi Air Polda Kepulauan Riau untuk penyelidikan lebih lanjut. ”Dua kapal yang lain sudah diserahkan pada dua hari lalu,” ujarnya.