Setelah dua hari, tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dari sungai dengan dinding terjal, di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Sabtu (28/9/2019).
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
PAKPAK BHARAT, KOMPAS — Setelah dua hari, tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dari sungai dengan dinding terjal, di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Sabtu (28/9/2019). Petugas bisa menuruni tebing setinggi 15 meter di sisi sungai dengan sistem tyrolean, yakni menggunakan tali dan katrol.
”Sudah dua hari kami kesulitan turun ke sungai karena tebing batu yang sangat terjal di sisi sungai dan arus yang deras. Kami akhirnya bisa menuruni tebing dan mengevakuasi korban dengan sistem tyrolean menggunakan tali dan katrol,” ucap Hisar Turnip dari Humas Kantor SAR Medan.
Evakuasi dilakukan setelah sebuah minibus mengalami kecelakaan tunggal dan jatuh ke Sungai Lae Kombih di Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Pakpak Bharat, Kamis, 26 September. Kecelakaan diduga terjadi karena sopir mengantuk.
Mobil berisi seorang penumpang, yakni Norman (37), dan sopir Edy Siswanto (51). Keduanya merupakan warga Tebing Tinggi yang dalam perjalanan menuju Aceh. Norman dapat diselamatkan warga. Namun, saat kejadian, Edy dinyatakan hilang.
Hisar menyebutkan, pihak kepolisian setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pakpak Bharat langsung melakukan pencarian dan pertolongan. Namun, mereka kesulitan untuk turun ke sungai selebar lebih kurang 10 meter karena harus melewati tebing berbatu yang sangat terjal setinggi 15 meter. Mereka pun akhirnya meminta pertolongan Kantor SAR Medan.
”Kami langsung terjun ke lokasi dengan waktu tempuh 5 jam 10 menit. Kami bergabung dengan tim untuk melakukan pencarian dan pertolongan dengan cepat,” lanjutnya.
Hisar mengatakan, tim SAR gabungan yang terdiri dari Kantor SAR Medan, kepolisian, BPBD Pakpak Bharat, dan masyarakat masih kesulitan turun ke dasar sungai. Pada Jumat, mereka melihat tanda-tanda keberadaan jasad korban, tetapi mereka harus turun ke bawah untuk memastikan dan melakukan evakuasi.
Mereka mencoba menggunakan bambu berpengait, tetapi tidak bisa menjangkau korban secara efektif sampai ke aliran sungai. Petugas juga mencoba menggunakan jaring, tetapi tidak bisa menjangkau sungai.
Mereka mencoba menggunakan bambu berpengait, tetapi tidak bisa menjangkau korban.
Tim Kantor SAR Medan pun memutuskan untuk turun menggunakan sistem tyrolean, yakni dengan mengikatkan tali di kedua sisi sungai, lalu menurunkan petugas dengan sistem katrol.
”Pada Sabtu pagi, kami berhasil menurunkan tim yang sudah terlatih untuk menuruni tebing dengan tali dan katrol,” katanya.
Petugas akhirnya menemukan Edy dalam keadaan meninggal sekitar 250 meter dari posisi mobil jatuh. Korban dievakuasi sekitar pukul 12.40 dengan sistem katrol.
Kepala BPBD Kabupaten Pakpak Bharat Jibun Padang mengatakan, evakuasi berhasil dilakukan dengan kerja sama BPBD, Kantor SAR Medan, kepolisian, dan masyarakat setempat. Ia pun mengimbau masyarakat berhati-hati melakukan perjalanan karena di daerah itu banyak tikungan dan tanjakan.