Perajin sablon di Kota Bandung, Jawa Barat, menggalang donasi untuk korban asap akibat kebakaran hutan serta lahan di Sumatera dan Kalimantan. Donasi dikumpulkan lewat penjualan kaus dalam Festival Sablon Bandung.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Perajin sablon di Kota Bandung, Jawa Barat, menggalang donasi untuk korban asap akibat kebakaran hutan serta lahan di Sumatera dan Kalimantan. Donasi dikumpulkan lewat penjualan kaus dalam Festival Sablon Bandung, Minggu (29/9/2019).
Pengunjung berdonasi minimal Rp 50.000 untuk mendapatkan satu kaus polos. Setelah itu, pengunjung dapat menyablon sendiri kaus tersebut. Panitia festival menyediakan tiga pola sablon dengan kampanye ”Melawan Asap”.
”Ini bentuk solidaritas kepada saudara-saudara yang menjadi korban asap. Harus saling membantu untuk mengeratkan tali persaudaraan sebangsa,” ujar Ketua Panitia Festival Sablon Bandung Meisha Ramadhani.
Meisha mengatakan, pihaknya menyediakan tidak kurang dari 250 kaus. Kaus-kaus itu juga merupakan sumbangan dari beberapa usaha sablon di Bandung. Jika semua kaus itu terjual, pihaknya akan mendonasikan minimal Rp 12,5 juta.
”Bukan nominal donasinya yang penting, melainkan berempati kepada para korban asap. Harapannya, semakin banyak pihak peduli untuk membantu,” ujar pria yang akrab dipanggil Esa itu.
Esa menuturkan, Festival Sablon Bandung bertujuan agar perajin sablon, terutama di Bandung, saling mengenal dan belajar. Kegiatan ini juga dihadiri perajin sablon dari luar Bandung, seperti Cirebon dan Malang.
Ide penggalangan donasi muncul karena kebakaran hutan dan lahan tidak kunjung teratasi. Bahkan, dampaknya meluas karena asap juga terbawa hingga ke daerah-daerah yang bukan lokasi kebakaran. ”Semua berharap agar bencana asap ini segera berakhir. Namun, selain berharap, tentu harus ikut membantu para korban,” ujarnya.
Phaerly M, penasihat Indonesian Screen Printers (ISP), komunitas perajin sablon, mengatakan, pihaknya sering menyisipkan aksi sosial dalam beberapa kegiatan komunitas. Hal ini bertujuan agar perajin sablon tidak kehilangan kepedulian terhadap sesama rakyat Indonesia.
”Bencana bisa menimpa siapa saja. Selagi punya kesempatan membantu, harus digunakan,” ucapnya. Sebelum menggalang dana untuk korban asap, ISP juga pernah berdonasi untuk korban gempa dan likuefaksi di Sulawesi Tengah pada 2018 serta banjir bandang di Kota Bandung pada awal 2019.
Sebaiknya hal seperti ini diikuti oleh komunitas-komunitas kreatif lainnya.
Sejumlah pengunjung mengapresiasi penggalangan donasi untuk korban asap tersebut. Apalagi, pengunjung juga dapat belajar menyablon serta mengikuti diskusi mengenai manajemen dan bisnis usaha sablon.
”Awalnya mengira hanya festival sablon biasa. Ternyata ada donasi untuk korban asap juga. Sebaiknya hal seperti ini diikuti oleh komunitas-komunitas kreatif lainnya,” ujar Febrian (25), pengunjung asal Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar.
Rizky (30), pengunjung asal Antapani, Bandung, menilai, kegiatan donasi itu tidak dilakukan asal-asalan. Kaus yang digunakan untuk donasi merupakan produk perusahaan kaus ternama, salah satunya PT Caladi Lima Sembilan. Perusahaan dengan merek dagang C59 itu dirintis sejak 1980.
”Meskipun untuk donasi, kualitas kausnya tidak sembarangan. Ini menandakan mereka (perajin sablon) serius menggalang donasi,” ujarnya.
Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan mengancam kesehatan warga. Di Kalimantan Barat, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terus meningkat. Data dari 14 kabupaten/kota, kasus ISPA pada pekan ke-36 tercatat 6.959 kasus. Angka itu meningkat menjadi 7.826 kasus pada pekan ke-37 dan 9.458 kasus pada pekan ke-38 (Kompas, 24/9/2019).
Di Riau, hingga 22 September, jumlah penderita ISPA mencapai 34.000 orang. Sepekan sebelumnya, penderita ISPA masih 24.500 orang. Status darurat pencemaran udara ditetapkan sampai 30 September.