Kunjungan wisatawan Australia ke Nusa Tenggara Barat dalam dua bulan terakhir cenderung meningkat, menyusul adanya penerbangan langsung rute Lombok-Perth, Australia, sejak Juli 2019.
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - Kunjungan wisatawan Australia ke Nusa Tenggara Barat dalam dua bulan terakhir cenderung meningkat, menyusul adanya penerbangan langsung rute Lombok-Perth, Australia, sejak Juli 2019. Perkembangan itu dinilai akan memulihkan dunia pariwisata NTB yang relatif sepi pascabencana gempa Juli-Agustus 2018.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah, melalui Kepala Biro Humas NTB Najamudin Amy, Kamis (3/10/2019), di Mataram, mengatakan, pariwisata NTB terus menggeliat. Hal itu setidaknya terlihat dari data kunjungan wisatawan Australia yang diperoleh dari Kantor Imigrasi Bandara Internasional Lombok (BIL).
Pada periode Januari-September 2018, kunjungan wisatawan Australia ke NTB sebanyak 2.633. Namun, pada periode sama tahun 2019, angkanya meningkat pesat menjadi 13.814 kunjungan atau naik 425 persen. Dalam perbandingan periode yang sama pula, kunjungan wisatawan Jerman yang semula berjumlah 4.877 naik menjadi 5.204.
Bayangkan kalau ada direct flight dari Sydney dan Melbourne ke Lombok, akan lebih ramai.
Kenaikan kunjungan itu, kata Gubernur NTB, terdongkrak oleh adanya penerbangan langsung Lombok-Perth oleh maskapai AirAsia mulai 9 Juni 2019. Itu bisa diartikan memajukan pariwisata bukan semata mendandani pantai dan gunung, tetapi juga akses dan kemudahan menuju destinasi juga sangat penting.
“Direct flight (penerbangan langsung) Lombok-Perth saja membuat lonjakan luar biasa. Bayangkan kalau ada direct flight dari Sydney dan Melbourne ke Lombok, akan lebih ramai,” ujar Zulkieflimansyah.
Kepala Dinas Pariwisata NTB Faozal mengatakan, penerbangan Lombok-Perth sangat membantu kepariwisataan NTB untuk mendongkrak kunjungan wisatawan dari Australia. Selama ini, wisatawan Australian merupakan pasar utama pariwisata NTB, khususnya Lombok. Rute langsung ini memberikan kemudahan bagi wisatawan Australia yang bertujuan utama Lombok karena tak perlu transit melalui Bali seperti sebelumnya.
Maskapai AirAsia menerbangi Lombok-Perth pulang-pergi empat kali seminggu. Pesawat Airbus 320 milik maskapai itu berkapasitas 180 penumpang, dengan tingkat keterisian 80-85 persen. “Kalau sekali angkut 180 penumpang, dikali empat berarti ada 720 wisatawan diterbangkan ke Lombok. Biasanya, wisatawan Australia membeli tiket return (pergi-pulang),” tutur Faozal.
Untuk wisatawan nusantara, Faozal mengakui, kunjungan ke Lombok masih terkendala mahalnya tiket pesawat dan kebijakan bagasi berbayar yang diterapkan perusahaan penerbangan. "Dalam beberapa bulan terakhir ini mulai banyak wisatawan nusantara ke Lombok. Namun, jumlahnya akan semakin banyak bila ongkos pesawat lebih murah dan bagasi berbayar ditiadakan," ucap Faozal.
Untuk meningkatkan kunjungan wistawan, pemerintah daerah tetap menggelar sejumlah event rutin, salah satunya Sail International Yacht Rally yang melibatkan peserta dari mancanegara. Pemkab Lombok Barat juga menggelar Festival Senggigi di obyek wisata Pantai Senggigi, akhir September lalu.
Pemprov NTB menargetkan kunjungan sebanyak 4 juta wisatawan asing dan nusantara tahun ini. Faozal memperkirakan selama Januari–September kunjungan wisatawan mancanegara telah mencapai lebih dari satu juta, di luar kunjungan wisatawan nusantara.
"Masih ada waktu empat bulan sampai Desember untuk kami berupaya mencapai target kunjungan tahun ini,” ujar Faozal.