Pengguna Narkotika Kaltim Tinggi, Tantangan Penyangga Ibu Kota Baru
Angka prevalensi setahun pakai narkotika kalangan pelajar dan mahasiswa di Kalimantan Timur pada 2018 adalah yang kedua se-Indonesia setelah Jawa Timur. Tantangan Badan Narkotika Nasional di kawasan calon ibu kota baru.
Oleh
SUCIPTO
·4 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Angka prevalensi setahun pakai narkotika kalangan pelajar dan mahasiswa di Kalimantan Timur pada 2018 berada pada urutan kedua se-Indonesia setelah Jawa Timur. Ini menjadi tantangan Badan Narkotika Nasional untuk meningkatkan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di wilayah yang akan didatangi jutaan warga seiring pemindahan ibu kota negara.
Berdasarkan survei BNN dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia tahun 2018 di 13 provinsi pada pelajar, mahasiswa, dan pekerja, angka prevalensi setahun pakai narkotika di Kalimantan Timur cukup tinggi. Pada pelajar dan mahasiswa, angka prevalensi setahun pakai narkotika 5,3 persen, di bawah Jawa Timur 7,5 persen di urutan pertama.
"Selain itu, prevalensi sekali pakai sektor pekerja juga tinggi yakni 2 persen. Menduduki urutan ke-5 dari 13 provinsi yang disurvei," kata Kepala BNN Kota Balikpapan M Daud, Kamis (3/10/2019) ketika ditemui di Balikpapan.
Daud mengatakan, pencegahan penyalahgunaan narkotika ditingkatkan di semua sektor di Balikpapan, sebagai calon daerah penyangga ibu kota negara. Lokasi paling cocok untuk ibu kota negara baru diumumkan presiden Jokowi berada di perbatasan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan undang-undang pemindahan ibu kota.
Jika ibu kota dipindahkan, diperkirakan banyak pendatang ke kota atau kabupaten penyangga ibu kota negara baru yang bisa jadi menjadi sasaran pengedar narkotika.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat kunjungan kerja ke Balikpapan Rabu (2/10) mengatakan, sebagian aktivitas pemindahan ibu kota akan dilakukan di Balikpapan pada tahun pertama. Anak para pekerja dan aparatur sipil negara yang bertugas di ibu kota negara baru kemungkinan akan bersekolah di Balikpapan yang sudah tersedia sekolah berbagai jenjang.
Daud mengatakan, kerja sama lintas sektor diperlukan untuk menyosialisasikan pengetahuan mengenai bahaya narkotika. Hal itu juga dilakukan di sektor swasta dan aparatur sipil negara.
Belum lama ini, BNN Kota Balikpapan menangkap IR dan RA yang mengedarkan sabu di Balikpapan. Mereka merupakan mantan narapidana yang kembali terjun ke bisnis narkotika karena tergiur mendapatkan uang cepat. Dari para tersangka, disita 7,7 gram sabu dan uang tunai Rp 1,9 juta.
BNN Kota Balikpapan saat ini tengah mendalami informasi guna menangkap bandar sabu yang menyuplai barang terlarang itu ke Balikpapan. Kepala Seksi Pemberantasan BNN Kota Balikpapan Pujo Priono mengatakan, pola komunikasi yang terputus antarpengedar menjadi tantangan pemberantasan peredaran narkotika hingga ke akarnya.
"Mereka sistem komunikasinya terputus, sehingga tidak semua di dalam jaringan itu saling kenal. Namun, kami sudah mengantungi nama-nama di dalam jaringan mereka untuk dikejar," ujar Pujo.
Selain itu, BNN Kota Balikpapan juga telah mengirim sampel kratom bubuk yang beredar di Balikpapan. Kratom (Mitragyna speciosa) merupakan tanaman dari keluarga kopi yang banyak tumbuh di Kalimantan. Selama ini, kratom bubuk banyak diproduksi di Kalimantan Barat. Balikpapan merupakan salah satu kota tujuan penjualan kratom.
Kratom menjadi salah satu tanaman yang diuji oleh Kementerian Kesehatan untuk diketahui dampaknya dan bahayanya. Sementara hasil uji laboratorium belum keluar, BNN Kota Balikpapan mengimbau bahwa produk olahan dan tanaman kratom masih dalam pengawasan.
Direktur Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Kaltim Komisaris Besar Ahmad Shaury mengatakan, dalam semester pertama 2019, Polda Kaltim telah menangani 900 kasus narkoba. Lebih dari 40 kilogram sabu telah disita dalam rentang waktu itu.
Ia mengatakan, pola pengiriman melalui berbagai jalur dari perbatasan Indonesia dan Malaysia menjadi perhatian khusus. Jalur tak resmi atau jalur tikus, melalui darat dan laut menjadi trik pengedar memasukkan narkoba dari Malaysia hingga ke Kaltim.
"Kerja sama lintas sektor dan kepolisian di jalur masuk itu terus ditingkatkan agar wilayah yang luas bisa terpantau dengan baik," kata Ahmad.
Kerja sama lintas sektor dan kepolisian di jalur masuk itu terus ditingkatkan agar wilayah yang luas bisa terpantau dengan baik.
Pada Juli lalu, Polres Bulungan, Kalimantan Utara, menyita 38 kilogram sabu dari Tawau, Malaysia. Kapolres Bulungan Ajun Komisaris Besar Andreas Susanto Nugroho, saat itu, mengatakan, sinergi antara kepolisian, BNN, dengan Bea dan Cukai terus dilakukan sehingga jalur distribusi baru narkotika dari luar negeri bisa diketahui.
Seperti yang diucapkan Ketua Dewan Pers periode 2013-2016 Bagir Manan dalam sesi diskusi Rancang Bangun dan Kesiapan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara, di Balikpapan, Rabu (2/10), pemindahan ibu kota bukan hanya persoalan teknis dan administratif. Pemindahan ibu kota negara akan mengubah tatanan besar keindonesiaan yang butuh keseriusan dalam kajian dan antisipasi masalah sosial. Penyalahgunaan narkoba, salah satunya timbul akibat pergaulan dan menimbulkan berbagai masalah sosial.