BEM Seluruh Indonesia Serukan Penyelamatan Meratus
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menggelar aksi solidaritas menyerukan penyelamatan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Mereka menolak segala bentuk eksploitasi terhadap kawasan tersebut.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menggelar aksi solidaritas untuk menyerukan penyelamatan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Mereka menolak segala bentuk eksploitasi terhadap Pegunungan Meratus demi kelestarian lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
Aksi solidaritas aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) digelar di Bundaran Jalan Lambung Mangkurat, Kota Banjarmasin, Jumat (4/10/2019). Sekitar 100 mahasiswa melakukan long march dari Masjid Raya Sabilal Muhtadin menuju Bundaran Jalan Lambung Mangkurat, yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Dalam aksinya, para mahasiswa membentangkan spanduk merah bertuliskan #SaveMeratus #EndCoal dan membawa kertas karton dengan berbagai tulisan terkait penyelamatan lingkungan. Secara bergantian, mereka melakukan orasi untuk menyuarakan aspirasinya. Aksi mahasiswa berlangsung dengan tertib sekitar 2 jam di bawah pengawalan aparat kepolisian.
Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia Muhammad Nurdiansyah mengatakan, aksi yang digelar kali ini merupakan aksi solidaritas. Saat ini, Kalimantan Selatan tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ada persoalan lingkungan yang patut menjadi perhatian bersama.
”Dengan aksi solidaritas ini, kami ingin membangkitkan kesadaran masyarakat Kalimantan Selatan untuk menyelamatkan Pegunungan Meratus. Masyarakat di sini harus peduli terhadap kelestarian lingkungan dan penyelamatan Meratus,” kata Nurdiansyah, yang juga Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Pertanian Bogor itu.
Saat ini, BEM Seluruh Indonesia sedang mengadakan kegiatan konsolidasi nasional di Banjarmasin. Universitas Lambung Mangkurat dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan konsolidasi nasional kali ini. Dalam momentum konsolidasi nasional, mahasiswa menyuarakan kembali penyelamatan Meratus.
Nurdiansyah mengatakan, perjuangan #SaveMeratus akan diangkat menjadi perjuangan nasional. BEM Seluruh Indonesia sudah berkoordinasi dengan BEM se-Kalsel untuk memperjuangkannya. ”Kami akan membuat kajian yang komprehensif untuk memberikan rekomendasi kepada para pemangku kebijakan nasional,” ujarnya.
Menurut Ketua BEM Universitas Lambung Mangkurat Ahmad Jamaluddin, mahasiswa sangat prihatin melihat kondisi Pegunungan Meratus yang rusak akibat dieksploitasi. Meski sudah begitu, pemerintah tetap saja memberikan izin kepada perusahaan pertambangan untuk mengeksploitasi Meratus.
”Kami sangat menyayangkan itu. Kalau jalur hukum tidak bisa lagi, tidak menutup kemungkinan jalur adat akan ditempuh,” katanya.
Gerakan #SaveMeratus di Kalimantan Selatan tahun ini memasuki tahun kedua. Gerakan itu mencuat setelah terbit SK Menteri ESDM Nomor 441.K/30/DJB/2017 tentang Penyesuaian Tahap Kegiatan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PT Mantimin Coal Mining (MCM), menjadi Tahap Kegiatan Operasi Produksi pada 4 Desember 2017.
Dalam SK Menteri ESDM disebutkan, tahap kegiatan operasi produksi PT MCM akan berlangsung sampai 25 Desember 2034 dengan luas areal 5.908 hektar. Wilayahnya mencakup tiga kabupaten, yaitu Hulu Sungai Tengah, Tabalong, dan Balangan.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel Kisworo Dwi Cahyono mengatakan, Walhi masih memperjuangkan agar izin PT MCM di Pegunungan Meratus bisa dicabut. Setelah gugatan kepada Kementerian ESDM ditolak dan permohonan banding juga ditolak, Walhi mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. ”Kami masih menunggu putusan kasasi,” ujarnya.