Masyarakat Antusias Saksikan Pameran Alutsista di Ambarawa
Warga di Kabupaten Semarang dan sekitarnya antusias menyaksikan pameran sejumlah kendaraan tempur pada peringatan HUT Ke-74 TNI di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Warga di Kabupaten Semarang dan sekitarnya antusias menyaksikan pameran sejumlah kendaraan tempur pada peringatan HUT Ke-74 TNI di Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (5/10/2019). Dalam kesempatan itu, terlihat tak ada batas antara TNI dan rakyat.
Sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI tersebut diparkir di sekeliling Lapangan Panglima Besar Jenderal Soedirman Ambarawa, Kabupaten Semarang. Masyarakat, terutama anak-anak, begitu antusias melihat dan menaiki armada-armada tempur TNI tersebut. Anggota TNI yang berjaga pun turut membantu anak-anak naik ke sejumlah kendaraan tempur itu.
Sudarmono (44), warga Bawen, Kabupaten Semarang, datang ke pameran itu untuk mengenalkan alat-alat tempur TNI kepada kedua anaknya. ”Kalau bukan di pameran, tidak akan bebas naik tank seperti ini. Supaya anak-anak juga tahu kendaraan perang milik TNI. Sekalian foto-foto juga,” ujarnya.
Pada peringatan HUT Ke-74 TNI di Ambarawa, sejumlah altusista milik TNI dipamerkan kepada masyarakat. Alutsista itu antara lain kendaraan penjinakan bahan peledak (jihandak), Rapid Ranger peluru kendali (rudal) Star Streak Multi Mission System (MMS), Lightweight Multiple Launcher, dan tank AMX-13.
Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Mochamad Effendi menuturkan, pameran alutsista digelar sebagai arena informasi kepada masyarakat tentang sistem persenjataan TNI pada matra Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
”Terdapat beberapa alutsista satuan tempur mulai dari yang ringan hingga berat. Salah satunya senapan serbu sampai dengan varian 5,” katanya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, TNI, Polri, dan masyarakat mesti bersatu di tengah situasi bangsa yang memanas akibat dinamika politik serta ancaman berkembangnya kabar bohong. Dengan cara tersebut, Pancasila sebagai ideologi negara akan terus kokoh dan tak bakal tercabik.
Ganjar berterima kasih karena TNI telah menjaga rakyat dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Adanya sikap saling dukung antara TNI dan rakyat akan memperkuat kesatuan bangsa.
”Di tengah kondisi bangsa yang menghangat, TNI penting berada di garis terdepan agar bangsa ini terjaga. Tanah Air, dengan segala potensinya, akan makin kuat dan ideologi tak tercabik,” ucap Ganjar.
Upacara peringatan HUT TNI di kompleks Batalyon Kavaleri 2/Turangga Ceta Ambarawa itu juga diramaikan atraksi aeromodelling dan pesawat TNI AU, defile pasukan, serta penghargaan bagi prajurit berprestasi.
Mochamad Effendi menyebutkan, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, pasukan dilatih dan dipersenjatai agar bisa melaksanakan tugas. Jati diri utama TNI ialah tentara rakyat.
”Kami berasal dari rakyat dan berjuang untuk rakyat. TNI, sebagai tentara rakyat, tentara nasional, tentara pejuang, dan tentara profesional, saling terikat satu sama lain. Karena itu, kami selalu mengutamakan tugas-tugas negara untuk kepentingan rakyat,” kata Effendi.
Terkait situasi yang menghangat seperti di Papua, Effendi berharap semua kembali pada kenyataan bahwa Indonesia ialah negara ber-Bhinneka Tunggal Ika.
”Kita bersyukur Indonesia terdiri lebih dari 17.000 pulau. Dari sananya memang berbeda, tetapi sudah sepakat menjadi satu bangsa sejak 17 Agustus 1945,” ujarnya.