Meski situasi sudah berangsur kondusif, sejumlah warga Jawa Tengah yang merantau ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, tetap minta dipulangkan.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Meski situasi sudah berangsur kondusif, sejumlah warga Jawa Tengah yang merantau ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, tetap minta dipulangkan. Pemerintah Provinsi Jateng mengirim perwakilan untuk mendata dan memfasilitasi kepulangan warganya, Sabtu (5/10/2019). Mereka akan dipulangkan mulai Senin, 7 oktober.
Herman Aji Prasetiyo (33), warga Kabupaten Brebes, Jateng, mengatakan, saat ini dirinya dan beberapa pendatang mengungsi ke Masjid Al Aqsha Sentani. Herman tiba di tempat pengungsian tersebut pada Kamis, 3 oktober. Sebelumnya, ia mengungsi ke Markas Kodim Jayawijaya sejak 23 September malam.
”Kami dan beberapa pengungsi di sini dalam kondisi trauma akibat kerusuhan. Untuk itu, kami meminta agar dipulangkan ke asal kami masing-masing untuk sementara waktu,” ujar Herman saat dihubungi dari Kabupaten Tegal, Sabtu.
Pada Kamis malam, Herman menghubungi keluarganya di Kabupaten Brebes dan meminta supaya dirinya bisa dipulangkan. Keluarga Herman didampingi anggota lembaga swadaya masyarakat kemudian menyampaikan permintaan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Brebes dan Pemprov Jateng.
Pemprov Jateng mengirimkan sejumlah perwakilan untuk mendata dan menjemput warga Jateng yang terdampak kerusuhan di Wamena. Hingga Sabtu malam, tercatat setidaknya 30 warga Jateng mengungsi ke Kabupaten Jayapura.
Mereka tersebar di empat tempat pengungsian, yakni Resimen Induk Komando Daerah Militer (Rindam) XVII Cenderawasih, Pangkalan TNI AU Silas Papare Jayapura, Markas Batalyon 751 Jayapura, dan Masjid Masjid Al Aqsha Sentani.
”Dari ke-30 orang tersebut, 17 orang berada di Markas Batalyon 751, lalu 5 orang di Rindam Cenderawasih, 5 orang di Pangkalan TNI AU Silas, dan 3 orang di Masjid Al Aqsha. Alhamdulillah, seluruhnya dalam keadaan sehat,” tutur Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Jateng sekaligus ketua tim penjemputan warga Jateng, Imam Masykur.
Imam menuturkan, ke-30 orang yang sudah terdaftar direncanakan mulai dipulangkan ke Jateng pada Senin pagi secara bertahap. Sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Jateng juga telah membelikan tiket pulang untuk warganya yang berada di Wamena, antara lain Pemkab Brebes, Pemkab Demak, Pemkab Kebumen, dan Pemkab Blora.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal Nurhayati mengatakan, saat ini setidaknya ada lima warga Kabupaten Tegal yang berada di Jayawijaya dan Jayapura. Dinas Sosial Kabupaten Tegal sudah ditugasi Bupati Tegal Umi Azizah untuk memfasilitasi kepulangan warga Kabupaten Tegal yang terdampak kerusuhan di Wamena. Menurut dia, mekanisme pemulangan warga sudah dikoordinasi pemerintah provinsi.
Sabtu sekitar pukul 06.00 WIT, dua dari lima warga Kabupaten Tegal sudah meninggalkan Papua. Mereka memutuskan pulang dengan biaya sendiri. Adapun tim penjemput dari Provinsi Jateng baru tiba di Papua pada Sabtu pukul 09.00 WIT.
”Dua warga kami, yakni Solikhin (46) dan Trisno (35), sudah lebih dahulu pulang dari Papua. Kemungkinan, Sabtu sekitar pukul 22.00 WIB mereka tiba di Kabupaten Tegal,” kata Nurhayati.
Ia menambahkan, tiga warga Kabupaten Tegal lainnya saat ini belum bisa dihubungi. Mereka adalah Prasojo, Wulan, dan Cahyo. Saat ini, ketiganya diduga masih berada di Wamena, Jayawijaya. Nurhayati sudah meminta pertolongan tim penjemput dan Ketua Paguyuban Masyarakat Jawa Tengah di Papua untuk mencari keberadaan ketiga orang itu.
”Tiga orang tersebut merupakan pedagang martabak di Wamena. Menurut keterangan dari pihak keluarga, mereka baru berangkat ke Papua dua bulan yang lalu,” ucap Nurhayati.