Jajaran Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, bersama pelajar dan warga menggelar shalat Istisqa untuk memohon hujan kepada Sang Pencipta.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
KUNINGAN, KOMPAS — Jajaran Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, bersama pelajar dan warga menggelar shalat Istisqa untuk memohon hujan kepada Sang Pencipta. Kekeringan tidak hanya memicu krisis air bersih dan lahan pertanian gagal panen, tetapi juga kebakaran hutan dan lahan di Ciremai, gunung tertinggi di Jabar.
Shalat Istisqa dilaksanakan di halaman Pendopo Kuningan, Selasa (8/10/2019). Turut hadir Bupati Kuningan Acep Purnama, Wakil Bupati Kuningan Ridho Suganda, para pelajar, dan warga setempat. Shalat dipimpin KH Muhtamad, sementara khatib diisi oleh KH Endang Syamsudin.
Ini bentuk upaya batin kami selain usaha secara fisik dengan membagikan air secara merata ke daerah yang kekeringan.
”Kami menerima masukan dari ulama untuk menggelar shalat Istisqa. Ini bentuk upaya batin kami selain usaha secara fisik dengan membagikan air secara merata ke daerah yang kekeringan. Upaya ini sudah maksimal,” ujar Bupati Kuningan Acep Purnama.
Shalat memohon hujan itu baru pertama kali digelar tahun ini. Kegiatan serupa digelar tahun lalu saat kemarau. Pemkab Kuningan pun berencana membuat imbauan agar masyarakat menggelar shalat Istisqa.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bogor, Kuningan termasuk wilayah di Jabar yang mengalami lebih dari 60 hari tanpa hujan atau tergolong kekeringan ekstrem. Curah hujan pun di bawah 10 milimeter per dasarian atau 10 hari. Kondisi ini, antara lain, memicu krisis air bersih.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kuningan mencatat, hingga kini, 11 desa di 6 kecamatan mengalami kekurangan air bersih dengan jumlah warga terdampak 10.626 jiwa. Kecamatan tersebut adalah Karangkancana, Cimahi, Ciwaru, Cibeureum, Kalimanggis, dan Cidahu.
Sebanyak 1.024.000 liter air bersih pun disalurkan kepada masyarakat terdampak. Bantuan air itu berasal dari BPBD Kuningan, Polres Kuningan, PDAM Kuningan, dan masyarakat.
Acep Purnama menambahkan, selain bantuan air bersih, pihaknya juga terus mendorong penyelesaian Waduk Kuningan. Waduk itu dapat menampung hingga 25,9 juta meter kubik air serta mengairi 1.000 hektar sawah di Kuningan dan 2.000 hektar lahan di Brebes, Jawa Tengah.
Saat ini, menurut Pelaksana Tugas Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan Sahibul, lahan pertanian yang gagal panen karena kekeringan mencapai sekitar 1.200 hektar. Wilayah itu tersebar di Cibingbin, Karangkancana, dan Maleber.
Selain itu, kekeringan juga memicu kebakaran hutan dan lahan di Gunung Ciremai setinggi 3.078 meter di atas permukaan laut. Pada Agustus lalu, sekitar 300 hektar lahan terbakar, baik di Kuningan maupun Majalengka. Saat ini, sekitar 5 hektar lahan juga terbakar di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Ahmad Faa Izyn, mengatakan, musim hujan diperkirakan baru turun akhir November. ”Musim hujan saat ini mundur 20-30 hari dibandingkan normalnya,” ucapnya.