Ajang balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP diharapkan bisa benar-benar terlaksana di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 2021 mendatang.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
PRAYA, KOMPAS – Ajang balap motor paling bergengsi di dunia MotoGP diharapkan bisa benar-benar terlaksana di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, pada 2021 mendatang. Saat ini, selain pekerjaan fisik, fasilitas pendukung juga mulai dipersiapkan. Pada November mendatang, juga akan dilakukan penjualan tiket presale.
Direktur Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer saat mendampingi Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kunjungannya ke proyek pembangunan sirkuit MotoGP di Mandalika, Kamis (10/10/2019) mengatakan, pembangunan sirkuit secara keseluruhan baru mencapai sepuluh persen. Khusus untuk pekerjaan tanah (ground work) sirkuit, prosesnya telah mencapai 30 persen, meliputi pembersihan, penggalian, dan pemagaran lahan.
“Setelah ground work, selanjutnya akan dilanjutkan dengan lapisan atas atau pengaspalan pada Desember oleh Waskita Karya dan Vinci Construction,” kata Mansoer.
Pantauan Kompas, di right of way (ROW) atau kawasan bebas untuk lintasan sirkuit sepanjang 4,3 kilometer telah bisa dilewati sepenuhnya. Di beberapa titik, terlihat petugas dengan alat berat sedang bekerja. Kondisinya memang masih berupa tanah. Nantinya, lintasan akan digali satu meter di bawah untuk penanda. Pada galian itu, akan diletakkan alat penahan sebagai konstruksi sebelum pengaspalan.
Kita berkesempatan turun kawasan dan meninjau sirkuit. Sudah kelihatan bentuknya. Segera kita percepatan karena target kita sangat ketat untuk 2021. Targetnya, awal 2021 sudah bisa uji coba dan pada akhir 2021 actual race
“Kita berkesempatan turun kawasan dan meninjau sirkuit. Sudah kelihatan bentuknya. Segera kita percepatan karena target kita sangat ketat untuk 2021. Targetnya, awal 2021 sudah bisa uji coba dan pada akhir 2021 actual race(balapan),” kata Mansoer.
Mansoer menjelaskan, sirkuit MotoGP di KEK Mandalika akan berbentuk street race. Konsepnya bukan sirkuit tertutup seperti di daerah lain. Artinya, ketika tidak ada balap, akan menjadi jalur lingkar.
“Nanti, akan ada akses menuju kawasan tengah sirkuit berupa kanal-kanal di sisi utara, selatan, dan barat. Sirkuit di Mandalika merupakan satu-satunya sirkuit di dunia yang tengahnya dimanfaatkan untuk destinasi pariwisata,” kata Mansoer.
Selain pekerjana fisik, Direktur Konstruksi dan Operasi ITDC Ngurah Wirawan mengatakan, mereka juga akan mengerjakan hal lain seperti perencanaan lalu lintas, signage (tanda atau penunjuk jalan), dan zonasi fasilitas pendukung.
“Seperti yang kita ketahui, tidak cukup hanya punya sirkuit, tetapi perlu juga tempat untuk parkir motor, mobil, dan bus. Selain itu, perlu juga tempat pesta karena nonton MotoGP tidak sekedar balap, tetapi juga pendukung lain sepeti konser musik, budaya, sehingga perlu menyipakn seperti itu,” kata Ngurah.
Selain itu, kata Ngurah, mereka juga akan menyiapkan area glamping atau area berkemah mewah. Pola ini yang memang diterapkan pengelola sirkuit MotoGP seperti di Philip Island Australia.
Ngurah menambahkan, mereka juga mulai mempersiapkan sistem keselamatan dan keamanan. “Tidak gampang mengelola 100.000 penonton dalam satu tempat. Oleh karena itu, sangat perlu parameter-parameter pengamanan yang baik mulai dari sistem masuk, tribun, patroli, termasuk evakuasi balap dan pengunjung,” kata Ngurah.
Selain itu, mitigasi bencana juga menjadi perhatian. ITDC, kata Ngurah, juga mulai menyiapkan shelter atau tempat evakuasi sementara jika terjadi bencana alam. Saat ini, sudah ada satu dari 12 shelter yang akan dibangun ITDC di KEK Mandalika.
Penjualan tiket
Mansoer menambahkan, untuk melihat animo masyarakat, pada akhir November 2019, ITDC bersama Dorna selaku organisasi penyelenggara MotoGP, akan mulai menjual presale tiket. “Bersama Dorna selaku pemilik balapan, kami sepakat untuk melempar 20.000 tiket untuk melihat animo masyarakat,” kata Mansoer.
Presale, menurut Mansoer, dilakukan untuk melihat seperti apa gambaran profil penonton. Terkait harga tiket, Mansoer mengatakan, sudah ditetapkan. Tetapi belum bisa mereka rilis untuk saat ini. Meski demikian, dia optimistis animo masyarakat akan tinggi.
Arief Yahya juga menyampaikan hal serupa. Menurut Arief, mereka optimistis, ajang MotoGP bisa menarik 100.000 wisatawan untuk menonton. Apalagi, penggemar MotoGP juga sangat besar baik di Indonesia maupun dunia.
Terkait persoalan lahan, termasuk adanya klaim masyarakat, salah satunya atas bekas jalan desa di Dusun Ujung Lauk, Desa Kuta (di area inti sirkuit), Arief mengatakan, persoalan seperti itu memang umum terjadi. “Presiden Joko Widodo juga sering menyampaikan, kendala pengembangan kawasan wisata adalah pembebasan lahan. Di sini (Mandalika) juga mengalami hal yang sama. Tetap itu akan diselesaikan oleh ITDC dibantu pemerintah,” kata Arief.