Rumah Sakit di Palu Dilengkapi Alat Periksa Jantung
RSUD Undata di Kota Palu kini dilengkapi dengan angiografi, alat yang biasa digunakan untuk pemeriksaan jantung. Dengan fasilitas ini, pasien tak perlu ke Jakarta dan menunggu layanan yang bisa sampai tiga bulan.
Oleh
Videlis Jemali
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Rumah Sakit Umum Daerah Undata yang dimiliki Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu kini dilengkapi dengan angiografi, alat yang biasa digunakan untuk pemeriksaan kondisi jantung. Dengan fasilitas ini, pasien tak perlu ke Jakarta dan menunggu layanan yang bisa sampai tiga bulan.
Alat angiografi tersebut merupakan bagian dari fasilitas baru yang tersedia di gedung pelayanan medis RSUD Undata, yang diresmikan pada Kamis (10/10/2019). Peresmian dua gedung baru itu dilakukan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Turut hadir, Wakil Gubernur Sulteng Rusli Daeng Palabbi dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng Renny Lamadjido.
Dua gedung dan fasilitas di dalamnya tersebut dibangun sejak 2017 dengan total anggaran Rp 85 miliar. Anggaran bersumber dari dana alokasi khusus Kementerian Kesehatan. Dua gedung baru tersebut masing-masing berlantai dua. Tak hanya ruang perawatan kelas I, kedua gedung juga menyediakan ruangan eksklusif (VVIP).
Renny menyebutkan, angiografi termasuk fasilitas baru yang dimiliki rumah sakit tipe B tersebut. Selama ini, pasien yang memeriksa kondisi jantung harus ke RS Jantung Harapan Kita, rumah sakit khusus jantung di Jakarta. ”Masalahnya, pasien harus menunggu hingga tiga bulan untuk bisa dilayani. Dengan hadirnya fasilitas ini, ada kemudahan untuk pasien,” ujarnya.
Namun, Renny tak bisa memastikan jumlah fasilitas tersebut. Ia hanya menyebutkan alatnya sudah ada, tetapi belum dipasang. Untuk mengoperasikan alat tersebut, rumah sakit akan menyekolahkan para dokter spesialis penyakit jantung.
Angiografi adalah alat pencitraan yang digunakan untuk melihat bagian organ dan pembuluh darah. Dalam praktiknya, alat ini sering digunakan untuk memeriksa kondisi jantung, pembuluh arteri, dan vena.
Nila menyatakan, mutu pelayanan di rumah sakit memang perlu terus ditingkatkan. Ini bisa terwujud dalam bentuk peningkatan fasilitas pelayanan, peningkatan mutu tenaga medik, dan penerapan teknologi informasi. ”Muara dari semua itu adalah kepuasan pasien,” katanya.
Rusli menyampaikan, secara bertahap, pemerintah berkeinginan meningkatkan tipe RSUD Undata menjadi tipe A. Rumah sakit tipe A adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas yang dikelola oleh pemerintah. Sementara rumah sakit tipe B menyediakan pelayanan spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Pada kesempatan itu, Nila mengapresiasi tenaga medis yang berjibaku merawat pasien saat bencana gempa setahun lalu. Rumah sakit itu salah satu yang tetap beroperasi dengan maksimal karena bangunannya tak banyak mengalami kerusakan. Di hari-hari awal bencana, perawatan pasien dilakukan di halaman rumah sakit.