Kebakaran hutan di sisi tenggara Gunung Arjuna di Jawa Timur, sejak Kamis petang, belum bisa dipadamkan. Bahkan, Jumat (11/10/2019) malam, api masih terlihat.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Kebakaran hutan di sisi tenggara Gunung Arjuna di Jawa Timur, sejak Kamis petang, belum bisa dipadamkan. Bahkan, Jumat (11/10/2019) malam, api masih terlihat dari Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso yang berjarak lebih dari 10 kilometer.
Dari pengamatan di Singosari, nyala api tampak di dua titik. Satu nyala api tampak memanjang mengikuti kontur lereng dan satu lagi yang berada di sisi timur tampak lebih kecil. Hutan yang terbakar berada di Blok Putuk Lembu di dalam kawasan Taman Hutan Raya R Soerjo. Belum diketahui pasti penyebab kebakaran dan luas hutan yang terbakar.
Untuk tahura yang masuk wilayah Malang Raya, ini adalah kebakaran kali ketiga selama musim kemarau tahun ini. Pada akhir Juli-awal Agustus lalu, kebakaran melanda lereng selatan Arjuna yang masuk wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Luas lahan yang terbakar saat itu mencapai 300 hektar. Untuk memadamkan api, personel Badan Nasional Penanggulangan Bencana ikut membantu dengan mengerahkan helikopter. Penyiraman dari udara dilakukan selama beberapa hari sampai sisa-sisa bara api padam.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Tahura R Soerjo, Ahmad Wahyudi, mengatakan telah mengirimkan petugas untuk memadamkan api. Namun, medan di lokasi kebakaran sangat berat sehingga sulit dijangkau.
Api diketahui mulai membakar Kamis pukul 18.00. Sampai sekarang masih belum dapat dipadamkan. Kendalanya medan berat, api sulit dijangkau, dan anginnya cukup kencang.
”Api diketahui mulai membakar Kamis pukul 18.00. Sampai sekarang masih belum dapat dipadamkan. Kendalanya medan berat, api sulit dijangkau, dan anginnya cukup kencang,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Bambang Istiawan membenarkan lokasi terjal dan sulit dijangkau menghambat pemadaman. BPBD sendiri ikut menerjunkan personel bersama petugas tahura, Perhutani, dan elemen lain untuk membantu pemadaman.
”Kendalanya medan berat. Pemadaman manual sulit dilakukan. Mungkin perlu dilakukan pemadaman melalui udara lagi,” ucapnya.