Rp 1,5 Miliar Terkumpul untuk Membantu Korban Kerusuhan Wamena
Pasca-kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada September lalu, dorongan untuk menyuarakan persaudaraan dan perdamaian di Papua terus digaungkan.
Oleh
prayogi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasca-kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua pada September lalu, dorongan untuk menyuarakan persaudaraan dan perdamaian di Papua terus digaungkan. Salah satunya melalui kegiatan solidaritas masyarakat Papua dan penggalangan dana sosial bertajuk “Kitorang Basodara” di Jakarta, Minggu (13/10/2019).
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), dan Ikatan Alumni Universitas Cendrawasih.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang merupakan Ketua Harian Pengurus Pusat Kagama mengatakan, kegiatan ini wujud solidaritas terhadap korban kerusuhan di Wamena beberapa waktu lalu.
“Kita jalan pagi dan melakukan kegiatan bersama meskipun dalam keseharian sering bertemu. Kami mengumpulkan dana untuk Wamena hingga Rp 1,5 miliar. Semoga dana ini dapat digunakan untuk membantu saudara kita di sana,” kata Budi.
Kegiatan ini dipandang sangat berguna bagi masyarakat Papua agar mereka dapat segera kembali pulih. Kehadiran sejumlah tokoh Papua juga disambut dengan baik oleh warga Jakarta.
Bupati Yahukimo Abock Busup menyatakan akan segera menyalurkan dana yang terkumpul ke daerah yang membutuhkan, khususnya Wamena. “Yahukimo sangat dekat dengan Wamena. Dalam kerusuhan lalu, ada 18 korban yang berasal dari Yahukimo,” ujar Abock.
Abock mengatakan, saat ini Wamena sudah mulai kondusif. Aktivitas pendidikan serta perekonomian berangsur membaik. Ia berharap, warga perantauan yang sempat keluar mengungsi dari Wamena, kembali ke Wamena. Dia berharap tak ada yang takut dengan kabar bohong yang menyatakan Papua tidak aman.
Abock pun mengaku puas dengan dukungan pemerintah pusat yang terus memberikan perhatian kepada Papua. Salah satu bentuknya yakni pembangunan infrastruktur yang sangat signifikan dampaknya, seperti pembangunan lapangan terbang perintis.
Sebagai contoh, di Yahukimo, Presiden Joko Widodo telah membangun beberapa lapangan terbang perintis. Dengan sarana tersebut, biaya transportasi semakin murah sehingga harga kebutuhan pokok seperti beras juga mulai turun. Harga beras dari Rp 60.000 per kilogram telah turun menjadi Rp 20.000 per kilogram.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan, usai kegiatan kebersamaan tersebut, gubernur dan bupati di seluruh Papua akan berkoordinasi bersama menteri perhubungan untuk membahas lebih lanjut pembangunan sarana transportasi di Papua dan Papua Barat.
Menurut Pembantu Rektor 3 sekaligus Pembina Ikatan Alumni Universitas Cendrawasih Jonathan Wororomi, pemerintahan Jokowi telah banyak melakukan pembangunan. Sebagian besar pembangunan tersebut dilakukan di Papua. Pembangunan itu penting untuk menyejahterakan Papua. Dengan demikian, pembangunan Papua harus dilanjutkan.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sekaligus Ketua Ikatan Alumni ITS Dwi Soetjipto prihatin dengan kerusuhan yang terjadi di Papua yang dipicu oleh kabar bohong.
Dia menegaskan, Papua sangat berarti bagi Indonesia. Oleh karena itu, dia berharap Papua tetap damai dan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua terus dilakukan oleh pemerintah.