Kesadaran warga Bali memeriksakan kesehatan gigi secara rutin ke tenaga medis masih rendah. Bagitu pula pemahaman keluarga cara menggosok gigi di waktu yang tepat sehari dua kali juga masih sangat rendah.
Oleh
AYU SULISTYOWATI
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Kesadaran warga Bali memeriksakan kesehatan gigi secara rutin ke tenaga medis masih rendah. Bagitu pula pemahaman keluarga cara menggosok gigi di waktu yang tepat sehari dua kali juga masih sangat rendah.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 95,7 persen keluarga Bali yang diwakili oleh 827 keluarga sebagai responden menyatakan tidak pernah mengunjungi tenaga medis gigi. Bagitu pula sekitar 95 persen dari jumlah responden yang sama tidak menyikat gigi tepat pada waktunya, termasuk memahami cara menggosok gigi.
Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Bali yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Mahasaraswati Denpasar Dewa Made Wedagama menyatakan keprihatinannya dan berupaya meningkatkan gerakan edukasi ke seluruh pelosok keluarga Bali. “Ragam program edukasi diupayakan di antaranya melalui pengabdian masyarakat oleh mahasiswa kedokteran gigi,” katanya, usai menggelar "Gerakan Indonesia Tersenyum" dalam Bulan Kesehatan Gigi Nasional ke-10, di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Mahasaraswati, Denpasar, Senin (14/10/2019).
Selain mengerahkan mahasiswa, lanjutnya, ia juga berharap gerakan Indonesia Tersenyum kerjasama antara PT Unilever Indonesia Tbk, PDGI, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) serta Universitas Mahasaraswati untuk wilayah Bali itu juga memberikan manfaat bagi masyarakat. Anak-anak usia dini dan sekolah menjadi sasaran utama edukasi cara menggosok gigi yang baik dan di waktu yang tepat sehari dua kali.
Menurut Wedagama, sebagian besar masyarakat masih salah menggosok gigi, terutama di pagi hari. Waktu yang tepat menggosok gigi di pagi hari itu adalah usai sarapan, bukan setelah bangun tidur.
Waktu yang tepat menggosok gigi di pagi hari itu adalah usai sarapan, bukan setelah bangun tidur.
Pada riset tersebut, para keluarga mengaku jarang menggosok gigi pada malam hari. Ketika pagi hari, mereka pun memahami menggosok gigi setelah bangun tidur bukan usai sarapan.
Program Indonesia Tersenyum yang dilaksanakan dalam Bulan Kesehatan Gigi Nasional ini juha menjadi upaya mewujudkan "Indonesia Bebas Gigi Berlubang" di tahun 2030. Tahun ini, acara secara nasional digelar di 15 fakultas kedokteran di nusantara mulai bulan Oktober hingga Desember mendatang, masing-masing daerah berlangsung tiga hari. Di Bali dilaksanakan mulai 14-16 Oktober 2019.
Division Head of Health & Wellbeing and Professional Institutions Unilever Indonesia Foundation Ratu Mirah Afifah mengatakan perusahaanya mendukung penuh umewujudkan "Indonesia Tersenyum" setiap tahunnya yang berjalan sebanyal 10 kali ini. Bulan Kesehatan Gigi Nasional ini telah memberi manfaat lebih dari 250.000 orang di Indonesia dengan berkolaborasi lebih dari 100 cabang PDGI dan 23 fakultas kedokteran gigi. Gerakan itu melibatkan sektiar 14.250 orang dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi.
Mirah juga menambahkan saat ini terjadi tren kesukaan masyarakat pada pasta gigi berkandungan herbal. Karenanya, lanjutnya, Unilever Indonesia mendukung produksi pasta gigi menggunakan bahan herbal.
Menurut Wedagama mahasiswanya tengah memaksimalkan penelitian mengenai pasta gigi berkandugnan bahan-bahan herbal. “Termasuk, penelitian pengobatan gigi dengan bahan herbal,” katanya.
Selain menggelar bulan kesehatan gigi, Unilever Indonesia memberikan apresiasi kepada Ni Made Ardani, seorang dokter gigi yang bertugas di Puskesmas Denpasar Barat. Ardani yang juga menyandang Pahlawan Senyum ini adalah pemenang pertama Tenaga Kesehatan Teladan Provinsi Bali 2019 yang akan bertarung di tingkat Nasional bulan November mendatang.
Salah satu program unggulan Ardani, yaitu Tas Gilut, Duta Kesehatan Gigi dan Mulut. Program ini berjalan di 22 sekolah dasar dari 42 sekolah dasar di Denpasar Barat. Masing-masing sekolah di setiap kelasnya memiliki dua duta untuk rutin mengajak dan mengingatkan sesama temannya menggosok gigi yang benar. Ardani membangunnya selama tiga tahun terakhir.