Kebakaran hutan telah menghanguskan sekitar 400 hektar hutan gambut dalam kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS - Kebakaran hutan telah menghanguskan sekitar 400 hektar hutan gambut dalam kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Upaya pemadaman masih terus diupayakan di tengah kondisi beratnya medan.
Kepala Seksi Wilayah I Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS) Hepri Yuda mengatakan, kebakaran sudah hampir dua pekan berlangsung dalam kawasan itu. Saat ini sekitar 30 petugas pemadam gabungan diterjunkan. Mereka berasal dari Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan Jambi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tentara, serta Manggala Agni.
“Areal yang terbakar diperkirakan 400-an hektar,” katanya pada Selasa (15/10/2019).
Menurut Yuda, petugas kesulitan menjangkau lokasi kebakaran. Lokasinya tak mudah diakses lewat jalur darat. Untuk mencapai lokasi kebakaran di wilayah Sungai Cemara dan Sadu, misalnya, petugas harus menempuh jalur air dengan menggunakan kapal cepat, lalu melanjutkan perjalanan menembus hutan gambut.
Meskipun lokasi kebakaran terletak jauh di tengah hutan, pihaknya masih mendapati sejumlah jejak yang diindikasikan sebagai menyebabkan terjadinya kebakaran. Pihaknya menemukan jejak pencari ikan, pemburu burung, dan jalur kayu liar dalam kawasan itu.
“Namun di lokasi itu, tidak kami temukan lagi keberadaan manusia. Mungkin mereka pergi setelah melihat hutan terbakar," ujar Yuda.
Sepanjang Selasa, upaya pemadaman lewat jalur udara berlangsung di atas wilayah Sungai Cemara serta di atas wilayah Batanghari.
Namun di lokasi itu, tidak kami temukan lagi keberadaan manusia. Mungkin mereka pergi setelah melihat hutan terbakar, ujar Yuda
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Provinsi Jambi, Kurnianingsih, mengatakan sepekan ke depan dimungkinkan turun hujan dalam intensitas ringan di wilayah Jambi. Namun, pihaknya memperingatkan masyarakat Jambi untuk mewaspadai sebaran asap sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan yang biasanya pekat pada malam dan pagi hari.
Manajer Eksekutif Bandar Udara Sultan Thaha Jambi, Hendra Irawan, mengatakan kondisi sekitar bandara diliputi kabut asap. Pesawat JT600 dari Bandara Soekarno Hatta menuju Sultan thaha sempat kembali ke Jakarta dari jadwal mendarat pukul 06.30 WIB. Pesawat itu baru dapat dapat mendarat di Jambi pukul 10.24 WIB.
Endang Wijayani, Staf Kementerian Sosial yang menumpang dalam penerbangan JT600, mengatakan dirinya terpaksa menunggu sekitar 4 jam karena pesawat belum datang. "Kami diinfokan pesawat terlambat mendarat karena kabut asap," ujarnya.
Hingga pekan kedua Oktober ini, kebakaran lahan di Jambi telah mencapai 126. 203 hektar. Luas itu naik lebih dua kali lipat dibandingkan dua pekan sebelumnya yang masih 47.000 hektar. Sebaran kebakaran paling luas pada areal gambut, yakni 86.693 hektar.