Kelompok Bersenjata Tembaki Helikopter di Kabupaten Puncak
Kelompok kriminal bersenjata menembaki helikopter yang mengangkut dua orang saat lepas landas di Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (16/10/2019). Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kelompok kriminal bersenjata menembaki helikopter yang mengangkut dua orang saat lepas landas di Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (16/10/2019). Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Kepolisian Daerah Papua, peristiwa yang dialami helikopter PK-IWD Tipe A/C BEL 206 ini terjadi pada pukul 09.20 WIT. Helikopter tersebut milik PT Intan Angkasa Air Service.
Pilot helikopter adalah Dan Cristian Munteanu (47) dan satu penumpang bernama Agung Dedi Hidayat (27). Agung adalah pekerja pembangunan jaringan telekomunikasi di Distrik Ilaga Utara.
Para pelaku melepaskan tiga tembakan ke arah helikopter.
Saat ditembaki, helikopter tetap melanjutkan perjalanan ke Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak. Setelah tiba di Ilaga, pilot langsung melaporkan kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor Ilaga.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal saat ditemui di Jayapura membenarkan terjadinya insiden tersebut. Diduga, aksi itu dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Lekagak Telenggen. ”Para pelaku melepaskan tiga tembakan ke arah helikopter. Akibatnya, terdapat lubang di pintu bagian kiri dan kaca depan helikopter,” ujar Ahmad.
Ia menuturkan, polisi masih menyelidiki kejadian itu. Sementara helikopter tersebut telah kembali ke Mimika karena masih dalam kondisi laik terbang. ”Saat ini, tim gabungan TNI dan Polri masih mengejar para pelaku di Olenki. Tindakan para pelaku telah mengganggu aktivitas pembangunan di Kabupaten Puncak,” tutur Ahmad.
Di Puncak hanya terdapat kantor kepolisian setingkat kepolisian sektor. Kabupaten yang rawan konflik antara aparat keamanan dan KKB itu masuk dalam wilayah hukum Polres Puncak.
Sebelum peristiwa di Olenki, pada 26 September juga terjadi penyerangan oleh KKB di Puncak. Kala itu, dua tukang ojek sepeda motor, yakni La Ode Alwi dan Midung, tewas ditembak anggota KKB di Jembatan Muara, Kampung Amnunggi. Kemudian, pada 29 September, dua anggota KKB juga menembak mati Sahrudin, pemilik kios kelontong, di Kampung Aminggaru.
Bupati Puncak Wilem Wandik mengatakan, konflik yang terus-menerus terjadi di daerah itu telah menghambat aktivitas pembangunan. Warga pun takut untuk beraktivitas seperti biasanya. Willem berharap agar aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, dapat memberikan jaminan situasi yang kondusif bagi masyarakat di Kabupaten Puncak.