Kebakaran lahan di Kabupaten Merauke, Papua, hingga Rabu (16/10/2019), terus meluas. Kepolisian pun berjanji untuk mengusut apakah ada unsur kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kebakaran lahan di Kabupaten Merauke, Papua, hingga Rabu (16/10/2019) terus meluas. Kepolisian pun berjanji untuk mengusut apakah ada unsur kesengajaan dalam kebakaran tersebut.
Dari pantauan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah V Jayapura, tercatat sebanyak 62 titik api di daerah tersebut. Jumlah itu bertambah dari sehari sebelumnya yang sebanyak 53 titik api.
Kami akan mendalami apakah kebakaran karena faktor alam atau ada oknum warga yang sengaja membakar lahan untuk kegiatan pertanian.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, saat ditemui di Jayapura pada Rabu sore, mengatakan, pihaknya akan menyelidiki penyebab kebakaran lahan di Merauke yang terus meluas beberapa hari terakhir. ”Kami akan mendalami apakah kebakaran karena faktor alam atau ada oknum warga yang sengaja membakar lahan untuk kegiatan pertanian,” katanya.
Ahmad menuturkan, pihaknya telah menginstruksikan setiap Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk meninjau titik api di belasan distrik tersebut. ”Bhabinkamtibmas juga berperan mengimbau warga agar tidak membakar lahan kering di areal pertanian secara sembarangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, Polda Papua mengimbau warga agar tidak meninggalkan lahan pertanian miliknya dalam kondisi masih terbakar. ”Warga juga tidak boleh membuang puntung rokok secara sembarangan karena cuaca di Merauke yang sangat panas saat ini,” katanya.
Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Merauke Brigadir Jenderal Agus Abdurrauf, saat dihubungi, mengatakan, dirinya telah menginstruksikan jajaran di lapangan untuk memeriksa seluruh titik api tersebut. ”Kemungkinan warga membakar jerami setelah panen padi. Kami akan berupaya mencegah kebakaran lahan semakin meluas,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili mengatakan, terdapat dua kemungkinan penyebab munculnya titik api, yakni kekeringan yang ekstrem atau warga yang membuka ladang dengan cara membakar lahan kering.
”Merauke adalah satu-satunya daerah di selatan Papua dengan kategori curah hujan sangat rendah. Di Distrik Okaba, misalnya, tidak turun hujan selama dua bulan ini,” papar Petrus.