Pemburu Diduga Sengaja Bakar Ilalang di Way Kambas
Sekitar 900 hektar lahan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, terbakar selama musim kemarau tahun ini. Kebakaran yang banyak terjadi di kawasan padang ilalang itu diduga sengaja dilakukan pemburu liar.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Sekitar 900 hektar lahan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur, Lampung, terbakar selama musim kemarau tahun ini. Kebakaran yang banyak terjadi di kawasan padang ilalang itu diduga sengaja dilakukan pemburu satwa liar.
Rabu (16/10/2019), kebakaran kembali terjadi di kawasan padang ilalang, tepatnya di Resort Susukan Baru, Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Api membakar sekitar 100 hektar lahan, membuat personel pemadam kebakaran dan pengelola TNWK berjibaku memadamkan api selama 14 jam.
”Api baru bisa dipadamkan Rabu tengah malam. Petugas kesulitan mencari air karena jarak sumber air dengan lokasi kebakaran sekitar 6 kilometer,” kata Subakir di Bandar Lampung, Kamis (17/10/2019).
Menurut dia, api yang membakar ilalang pertama kali diketahui petugas yang sedang berpatroli di sekitar lokasi sekitar pukul 10.00. Sekitar 40 personel dan 5 mobil pemadam dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.
Petugas juga melakukan penyekatan dengan cara memangkas padang ilalang yang belum terbakar agar api tidak menjalar. Tidak ada satwa liar yang menjadi korban kebakaran hutan di TNWK.
Tidak ada satwa liar yang menjadi korban kebakaran hutan di TNWK.
Kebakaran padang ilalang di TNWK ini merupakan salah satu yang terbesar selama Oktober 2019. Sebelumnya, sekitar 50 hektar padang ilalang di Resort Way Bungur juga terbakar pada Minggu (6/10/2019).
Humas TNWK Sukatmoko menuturkan, kawasan padang ilalang yang terbakar merupakan lokasi yang rawan perburuan rusa dan burung liar. Selama ini, kawasan itu juga kerap menjadi lokasi gembala kerbau liar.
Menurut dia, padang ilalang itu diduga sengaja dibakar oleh pemburu satwa liar. Mereka membakar ilalang dengan tujuan tanaman muda akan kembali tumbuh subur di lokasi itu saat musim hujan. Saat itulah, pemburu kembali masuk ke TNWK untuk berburu rusa dan burung.
Sukatmoko menyatakan, kawasan padang ilalang seluas 40.000 hektar di TNWK rawan terbakar. Setiap minggu, setidaknya terjadi satu kali kebakaran kecil yang dapat dipadamkan dengan cepat. Selama kurun waktu Januari-Oktober 2019, sekitar 900 hektar hutan di TNWK terbakar.
Meski begitu, pihaknya menyatakan belum menemukan petunjuk pelaku yang melakukan pembakaran. Banyaknya pintu masuk menuju kawasan TNWK membuat pelaku perburuan dan pembakaran hutan sulit ditangkap. Sedikitnya ada 37 desa penyangga yang berbatasan langsung dengan TNWK. Pihaknya mengaku telah bekerja sama dengan warga sekitar untuk mengawasi pemburu.