Penghuni Bermain Api, Asrama Papua di Tomohon Terbakar
Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII di Talete II, Kecamatan Tomohon Tengah, Tomohon, Sulawesi Utara, terbakar pada Minggu (20/10/2019). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS — Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII di Talete II, Kecamatan Tomohon Tengah, Tomohon, Sulawesi Utara, terbakar pada Minggu (20/10/2019). Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh kelalaian salah seorang penghuni asrama. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Api melalap bagian asrama yang dikhususkan untuk penghuni pria pada pukul 10.00-10.30 Wita. Dari foto yang beredar, kebakaran itu meruntuhkan atap bagian tengah gedung yang menyerupai segi enam. Kamar-kamar di gedung sebelah kiri gedung utama juga terbakar. Plafon dan atapnya juga runtuh, sedangkan tembok gedung hangus.
Dihubungi dari Manado, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Sulut) Komisaris Besar Ibrahim Tompo mengatakan, kebakaran berasal dari kamar salah seorang penghuni asrama, Noval Ram Mandibudibu. Dugaan sementara polisi, Noval bermain korek api dan membakar kertas.
”Saat bermain, kertas yang dia bakar jatuh ke busa tempat tidur sehingga kamar terbakar. Karena takut, dia lari meninggalkan kamar. Kami sedang mendalami apakah disengaja atau memang karena lalai,” kata Ibrahim.
Asrama laki-laki itu dihuni 15 mahasiswa. Saat api mulai berkobar, sembilan mahasiswa sedang berada di gereja.
Saat bermain, kertas yang dia bakar jatuh ke busa tempat tidur sehingga kamar terbakar.
Ibrahim menambahkan, tidak ada pihak dari luar asrama yang mengakibatkan kebakaran. ”Kemungkinan besar, api muncul memang karena kelalaian penghuni asrama,” katanya.
Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam musibah itu. Namun, para mahasiswa penghuni asrama kehilangan tempat tinggal dan berbagai dokumen penting, seperti ijazah pendidikan.
Sebagai tindak lanjut, kata Ibrahim, Polres Tomohon berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Tomohon untuk memberikan bantuan dan tempat tinggal sementara bagi mereka. ”Kami turut prihatin atas musibah yang terjadi,” kata Ibrahim.
Sementara itu, Wali Kota Tomohon Jimmy Eman mengatakan, pemkot segera merespons kebakaran dengan mengirim tim pemadam kebakaran. Api bisa dipadamkan dalam dua jam.
”Kami memberikan bantuan lewat dinas sosial dalam bentuk makanan pokok, seperti beras, ikan kaleng, dan minyak goreng. Kami juga sediakan selimut buat para mahasiswa. Untuk sementara, baru itu saja yang kami lakukan,” kata Jimmy.
Jimmy menambahkan, pemkot juga akan menggelar rapat pada Senin (21/10) untuk memberikan bantuan lebih lanjut. ”Untuk sementara, mereka bisa ditampung di kerabat atau teman mereka karena komunitas mahasiswa Papua di Tomohon cukup besar,” katanya.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Tomohon Ronny Lumowa mengatakan, 15 mahasiswa itu ditampung sementara di rumah salah satu pemuka agama di Tomohon, Pendeta Grace Tombokan. ”Kami menyediakan makanan untuk mereka,” kata Ronny.
Untuk sementara, para korban kebakaran akan tinggal di gedung asrama putri. Namun, Pemkot Tomohon akan mengambil tindakan lebih lanjut esok hari.
Ronny menyadari adanya para korban yang kehilangan dokumen penting, seperti ijazah. Ia mengatakan, kepolisian telah mencatat informasi pribadi para mahasiswa. Data itu akan digunakan dalam komunikasi dengan pemerintah kota/kabupaten asal para mahasiswa di Papua sehingga proses pembuatan dokumen baru tidak terhambat.