Pemerintah Daerah Upayakan Anggaran Rekonstruksi Rumah Korban Pembakaran
Proses penyelesaian masalah pasca bentrok dua kelompok pemuda yang berujung pembakaran pelabuhan perahu kelotok di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur terus berjalan.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Proses penyelesaian masalah pasca bentrok dua kelompok pemuda yang berujung pembakaran pelabuhan perahu kelotok di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur terus berjalan. Pemerintah tengah berusaha mencari solusi untuk rekonstruksi rumah warga yang terbakar.
Aksi pembakaran pelabuhan pada Rabu lalu diduga akibat jatuhnya korban nyawa pasca bentrokan dua kelompok pemuda dua minggu lalu. Polisi tengah menangkap dan memeriksa tiga orang yang diduga membawa senjata tajam dan aktor penikaman.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Penajam Paser Utara mencatat, setelah direvisi, rumah terdampak sebanyak 81 rumah, 1 bangunan sekolah, 21 toko, dan 1 loket. Sebanyak 87 keluarga atau 328 jiwa terdampak.
Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas’ud, Senin (21/10/2019), mengatakan, anggaran rekonstruksi rumah akan dibicarakan kepada pemerintah provinsi. “Jika memungkinkan, anggaran rekonstruksi rumah korban akan diupayakan dari APBD,” kata Gafur ketika dihubungi dari Balikpapan.
Pemerintah masih mencari solusi terbaik untuk bantuan rekonstruksi rumah. Sebab, ini bukan kebakaran akibat bencana alam. Gafur mengatakan, pemerintah daerah juga masih mempertimbangkan berapa luas bangunan yang akan direkonstruksi.
Jika memungkinkan, anggaran rekonstruksi rumah korban akan diupayakan dari APBD, kata Gafur
Saat ini, sudah ada sumbangan dana dari Badan Amil Zakat Nasional Rp 200 juta untuk rrekonstruksi bangunan korban yang rumahnya terbakar. Dana itu masih disimpan sampai pemerintah daerah dan pemerintah provinsi mendapat kesepakatan anggaran dan sumber dana untuk rekonstruksi rumah warga.
Kapolres Penajam Paser Utara Ajun Komisaris Besar Polisi Sabil Umar mengatakan, kondisi di Penajam sudah berangsur kondusif. Beberapa warga yang mengungsi di mes Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga sudah ada yang dijemput keluarga. Mereka dibawa ke rumah kerabat di Balikpapan dan Penajam Paser Utara.
“Saat ini yang berada di mes ada 166 jiwa. Polisi juga masih mendampingi anak-anak agar tidak terjadi trauma,” katanya.
Toko-toko di sekitar pelabuhan sudah buka. Aktivitas ekonomi berangsur pulih meski Pelabuhan Perahu Kelotok belum beroperasi. Para pekerja juga sudah mulai menitipkan motor di penitipan motor di sekitar pelabuhan. Polisi dan TNI berjaga di pintu masuk pelabuhan dan beberapa titik Penajam Paser Utara. Sebanyak 600 Brimob yang didatangkan dari daerah lain juga berjaga 24 jam.
“Alhamdulillah penitipan motor sudah buka dan sudah banyak yang menitipkan kendaraan di tempat penitipan kami,” kata Firdaus (50), salah satu pemilik penitipan motor.
Pertunjukan kesenian ditunda
Ketua Lembaga Adat Paser Penajam Paser Utara Musa mengatakan, pelaksanaan pertunjukan kesenian Nondoi akan ditunda. Sebelumnya, geleran kesenian itu akan direncanakan pada 23-31 Oktober mendatang. Namun, untuk menghargai masyarakat yang tengah berduka, gelaran seni tradisi adat Paser itu ditunda sampai persoalan selesai.
Itu dilakukan atas masukan dari berbagai tokoh adat Paser. Sebelumnya, pemerintah kabupaten Penajam Paser Utara bertemu dengan keluarga korban dan tokoh adat di Kalimantan Timur. Pada musyawarah itu, disepakati untuk mengawal proses hukum pelaku pembunuhan, memberlakukan hukum adat, dan melakukan prosesi bersih kampung.
“Agenda Nondoi akan kami jadwal ulang. Kita menghargai keluarga korban yang sedang berduka,” kata Musa.
Ia mengatakan, situasi yang semakin kondusif ini diharapkan terus membaik. Ia mengimbau semua kalangan untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan perdamaian di Penajam. Selama proses penyelesaian masalah ini, ia mengajak masyarakat untuk menjaga perdamaian dan kondusivitas di Penajam.