Fenomena Topan Neoguri dan Badai Siklon Bualoi memengaruhi kecepatan angin di kawasan Bandung Raya. Cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi selama peralihan musim. Warga diimbau untuk mewaspadai dampaknya.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Fenomena Topan Neoguri dan Badai Siklon Bualoi memengaruhi kecepatan angin di kawasan Bandung Raya, Jawa Barat, Senin (21/10/2019). Cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi selama peralihan musim. Warga diimbau mewaspadai dampak angin kencang tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kecepatan angin di Kota Bandung, sepanjang Senin pagi mencapai 31-41 kilometer per jam. Kecepatan angin 41 kilometer per jam terjadi pada pukul 10.00.
Pada waktu tersebut, angin menggoyang dahan pohon besar di beberapa sisi jalan raya Kota Bandung. Menurut Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya, angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kecepatan angin normal yang kurang dari 10 kilometer per jam.
Potensi angin kencang ini akan berlangsung hingga pergantian musim yang diprediksi terjadi awal November. Tony memaparkan, angin kencang di Bandung ini dipengaruhi Topan Neoguri di Samudra Pasifik sebelah timur Laut Filipina dan Badai Tropis Bualoi di Timur Filipina.
Kedua topan ini bergerak menjauhi Indonesia, tetapi tetap memberikan dampak tidak langsung terhadap kecepatan angin. ”Gerakan siklon atau badai selalu menjauhi khatulistiwa. Namun, tetap saja, pergerakan angin tersebut berdampak pada kecepatan angin di selatan Papua hingga Laut Jawa, termasuk Jawa Barat,” kata Tony.
Pada masa transisi itu, cuaca ekstrem akan terus diwaspadai.
Tidak hanya pengaruh badai dan topan, transisi musim kemarau ke musim hujan membawa beberapa potensi cuaca ekstrem lain, di antaranya hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Karena itu, Tony mengimbau warga untuk mewaspadai juga banjir dan pohon tumbang.
”Di masa pancaroba pada Oktober ini terdapat potensi angin kencang, sedangkan musim hujan secara umum di Jawa Barat turun awal November. Pada masa transisi itu, cuaca ekstrem akan terus diwaspadai. Harap hindari pohon yang mudah tumbang dan bangunan yang mudah roboh,” ujarnya.
Sebelumnya, angin kencang yang melanda Desa Banjarsari, Kabupaten Bandung, mengakibatkan beberapa pohon besar tumbang. Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, 35 pohon cemara berdiameter 50-100 sentimeter tumbang dan menghalangi akses warga.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Jawa Barat Budi Budiman Wahyu menyatakan, BPBD meminta semua daerah waspada terhadap perubahan musim. ”Semuanya waspada, tidak ada daerah spesifik yang mendapatkan perhatian lebih. Apalagi, saat ini BMKG sudah mengeluarkan peringatan,” katanya.