Bangkitkan Minat Seni Generasi Milenial Lewat Festival Seni Bali Jani
Pemerintah Provinsi Bali menginisiasi pergelaran seni modern dan kontemporer bertajuk Festival Seni Bali Jani mulai Sabtu (26/10/2019).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Bali menginisiasi pergelaran seni modern dan kontemporer bertajuk Festival Seni Bali Jani mulai Sabtu (26/10/2019). Festival Seni Bali Jani menyasar generasi muda Bali agar tertarik dan termotivasi mengembangkan seni dan budaya inovatif dan modern tanpa kehilangan identitas Bali.
Pergelaran Festival Seni Bali Jani 2019 dijadwalkan berlangsung sekitar dua minggu, yakni hingga 8 November 2019. Festival Seni Bali Jani, yang mengangkat tema “Hulu – Teben: Dialektika Lokal – Global”, mengetengahkan enam kegiatan besar, yakni perlombaan (pawimba), lokakarya (aguron-guron), pergelaran (adilango), pameran (kandarupa), pasar malam seni (tenten), dan sarasehan (timbang rasa). Kegiatan dalam festival itu diselenggarakan di kawasan Taman Budaya Provinsi Bali dan kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Pemprov Bali menggandeng sejumlah tokoh budaya, seni, dan akademisi sebagai kurator Festival Seni Bali Jani. Sebanyak enam kurator dilibatkan, di antaranya, Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Gede Arya Sugiartha, Anak Agung Mas Ruscitadewi, I Ketut Sumarta, dan Ida Ayu Wayan Arya Satyani.
“Konsep festival ini adalah mengeksplorasi pencapaian seni inovatif, modern, dan kontemporer dengan sumber eksplorasi berbasis tradisi dan nilai lokal Bali,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Bali I Wayan “Kun” Adnyana di Kantor Dinas Kebudayaan Bali, Denpasar, Selasa (22/10/2019).
Selama dua pekan penyelenggaraan festival, sebanyak 39 pergelaran diadakan, 13 lomba digelar, dan empat lokakarya diselenggarakan. Adapun dalam kegiatan tenten, atau pasar malam seni, dihadirkan komunitas kuliner bersama kalangan pengusaha muda.
Untuk kegiatan timbang rasa, atau sarasehan, akan dihadirkan pembicara, di antaranya, Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, jurnalis Harian Kompas Putu Fajar Arcana, dan pematung I Nyoman Nuarta serta akademisi I Nyoman Darma Putra.
Konsep festival ini adalah mengeksplorasi pencapaian seni inovatif, modern, dan kontemporer dengan sumber eksplorasi berbasis tradisi dan nilai lokal Bali, kata I Wayan “Kun” Adnyana
Kun Adnyana menambahkan, Festival Seni Bali Jani yang digagas Gubernur Bali Wayan Koster diharapkan membuka ruang bagi seniman-seniman di Bali yang menekuni dan berkarya di seni kreasi, modern, dan kontemporer. Adapun ruang bagi seni tradisi, menurut Kun Adnyana, sudah diwadahi melalui pelaksanaan Pekan Kesenian Bali (PKB) yang rutin digelar setiap tahun.
“Festival Seni Bali Jani ini dirancang untuk menciptakan atmosfir berkesenian yang dinamis dan mampu menjawab tantangan dan persoalan kekinian,” ujar Kun Adnyana.
Ekosistem
Musis Bali Gede Lanang “Botak” Darma Wiweka menyatakan mengapresiasi inisiatif Pemprov Bali menggelar Festival Seni Bali Jani yang memberi ruang yang lebih luas bagi seniman-seniman Bali untuk tampil dan berekpresi. Lanang Botak menyebutkan musik rock Bali sebagai bagian seni dan budaya kini mendapatkan panggung dalam pergelaran seni yang formal.
“Kami akan mengajak grup-grup band di Bali, termasuk dari kalangan sekolah, untuk meramaikan festival seni ini,” ujar Lanang Botak yang dikenal bersama Lolot Band.
Arya Sugiarta mengatakan, Festival Seni Bali Jani mengakomodir potensi seniman Bali tanpa membatasi ruang dari sisi usia. Menurut Arya Sugiarta, tema festival, yakni Hulu – Teben, membuka ruang dialog bagi seni tradisi dan seni modern Bali tanpa harus memisahkannya. “Menghidupkan, melestarikan, dan mengembangkan seni tradisi juga membutuhkan kreativitas dan energi pembaruan,” kata Arya Sugiarta.
Arya Sugiarta menambahkan, penyelenggaraan festival seni dan budaya, baik Pesta Kesenian Bali (PKB) maupun Festival Seni Bali Jani, juga menjadi upaya memetakan kekuatan Bali di bidang seni dan budaya melalui komunitas, sanggar, dan senimannya.
Festival Seni Bali Jani, menurut Arya Sugiarta, menjadi sinergi dengan PKB selain mendidik masyarakat agar tidak tabu dengan seni modern dan seni kontemporer.
Lebih lanjut Kun Adnyana mengatakan, Festival Seni Bali Jani sejalan dengan visi pembangunan Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yakni memajukan kebudayaan Bali. Untuk itu, ujar Kun Adnyana, Pemprov Bali mengagendakan penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani digelar rutin setiap tahunnya dan melibatkan kalangan sekolah dan perguruan tinggi di Bali.
“Kami berharap festival ini menjadi bagian ekosistem pemajuan seni modern dan kontemporer di Bali,” ujar Kun Adnyana.