Polisi Periksa Terduga Penyebar Provokasi di Penajam
Polisi memeriksa seorang yang diduga menyebarkan provokasi hingga memancing pembakaran di pelabuhan kelotok Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
PENAJAM, KOMPAS - Polisi memeriksa seorang yang diduga menyebarkan provokasi hingga memancing pembakaran di pelabuhan kelotok Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur beberapa waktu lalu. Akibat aksi tersebut, hingga Selasa (22/10/2019), sebanyak 180 warga masih mengungsi.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Polisi Priyo Widyanto mengatakan, polisi saat ini sudah menangkap seseorang yang diduga menjadi penyebar hoaks di media sosial. Tersebarnya kabar provokatif diduga ikut membuat suasana memanas pasca-bentrok dua kelompok pemuda itu.
"Ada satu orang yang sudah diamankan. Kita lihat perkembangannya,” katanya ketika melakukan kunjungan ke Penajam Paser Utara, Selasa (22/10/2019).
Sekitar 100 orang membakar pelabuhan pada Rabu (16/10). Api pun merembet ke sekitar 80 rumah warga yang berdampak pada 333 jiwa. Aksi itu diduga buntut jatuhnya satu korban nyawa pasca-bentrokan dua kelompok pemuda dua minggu lalu. Dalam kasus itu, polisi memeriksa tiga orang yang diduga membawa senjata tajam dan aktor penikaman.
Priyo mengatakan, masyarakat tak perlu takut beraktivitas di Penajam Paser Utara. Polisi dan TNI sudah berjaga di berbagai pintu masuk ke Penajam Paser Utara dan titik-titik vital. Penjagaan dilakukan selama 24 jam.
Priyo juga mengajak masyarakat sama-sama menjaga perdamaian di Penajam. Ia mengimbau, jika ada informasi yang memprovokasi atau diragukan, lebih baik jangan disebar. Ia yakin Penajam akan semakin kondusif. "Jangan ada yang mencoba memprovokasi selama masa pemulihan di Penajam," tegasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara berencana merekonstruksi permukiman warga yang rusak dampak pembakaran. Namun, sampai hari ini solusinya belum ditemukan. Jumlah kerugian setiap warga juga tengah didata. "Masih kami cari solusinya dari mana sumber dana untuk rekonstruksinya," ujar Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas\'ud, Selasa.
Hingga hari ini, sebanyak 180 pengungsi masih bertahan di mes Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Penajam. Bantuan pakaian, makanan, dan pendampingan psikologi diberikan kepada mereka oleh berbagai dinas dan instansi. Selain itu, pemeriksaan kesehatan juga rutin dilakukan kepada pengungsi. Relawan dan polisi juga memberikan pendampingan kepada anak-anak agar terhindar dari trauma.
Sementara itu, pelabuhan kelotok yang terbakar saat ini sudah dibersihkan. Namun, belum terlihat aktivitas penyeberangan Balikpapan-Penajam Paser Utara menggunakan perahu kelotok. Warga masih mengandalkan kapal feri bagi yang membawa kendaraan bermotor untuk menyeberang. Kapal feri beroperasi 24 jam. Alternatif lain, warga menyeberang dengan perahu cepat.
Selain pelabuhan dan rumah warga, api juga melalap Madrasah Ibtidaiyah (MI) Almaun yang terletak sekitar 300 meter dari pelabuhan. Sebanyak 25 kios, 13 sepeda motor, dan 3 mobil juga ikut terbakar. Meski demikian, warung-warung di sekitar pelabuhan yang tidak terlalap api sudah buka dan mulai ramai.
Sebanyak 90 siswa MI Almaun sejak Senin sudah mendapat tempat belajar sementara di SDN 001 Penajam, sekitar 350 meter dari pelabuhan. Mereka akan sekolah di sana sampai gedung sekolah bisa dibangun kembali.
Gedung MI Almaun hanya tersisa tembok saja. Atap, kursi, papan tulis, buku, dan kaca terbakar semua. Para guru berharap siswa tetap bisa belajar meski menumpang ke sekolah lain untuk sementara. Mereka berharap, bisa kembali bersekolah seperti semula.
“Saat ini, belum ada pembahasan bagaimana pembangunan gedung sekolah yang terbakar. Semoga segera ada solusinya,” kata Shaleh, salah satu guru.