Hampir dua bulan gambut terbakar di Palangkaraya belum juga padam. Tim pemadam sudah dua kali memadamkan gambut di Kelurahan Sabaru, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah sejak awal September, tapi api masih berkobar.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Hampir dua bulan gambut terbakar di Palangkaraya belum juga padam. Tim pemadam sudah dua kali memadamkan gambut di Kelurahan Sabaru, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada awal September lalu dan Rabu (23/10/2019), namun api dari dalam tanah masih berkobar.
Tim pemdam api terpadu dari berbagai lembaga pada Rabu siang hingga petang membasahi lahan gambut yang terbakar di Jalan Kamboja Kelurahan Sabaru, Kota Palangkaraya, Kalteng. Wilayah terbakar itu dekat lokasi bekas tambang galian pasir.
“Ini gambut satu meter, kami sudah dua kali ke sini. Pertama kali memadamkan api di sini sudah padam total kami buat tanahnya hingga jadi lumpur, tapi hampir dua bulan ini muncul lagi,” ungkap salah satu anggota pemadam dari Masyarakat Peduli Api (MPA) Sabaru Nordiansyah.
Menurut Nordiansyah, api sudah mencapai batas paling bawah tanah gambut sehingga sulit dipadamkan. “Meskipun bagian atas sudah basah, bagian bawah masih bisa terbakar,” katanya.
Di wilayah Sabaru, kejadian kebakaran sudah terjadi sejak akhir Juli. Dari pantauan Kompas, sepanjang Jalan Trans Kalimantan dari Sabaru hingga Kabupaten Pulang Pisau, bagian kanan dan kiri jalan sebagian besar habis terbakar.
Ini gambutnya satu meter, kami sudah dua kali ke sini. Pertama kali memadamkan api di sini sudah padam total kami buat tanahnya hingga jadi lumpur, tapi hampir dua bulan ini muncul lagi, ungkap Sabaru Nordiansyah
Beberapa bagian bekas terbakar sudah ditumbuhi rumput liar hijau, namun beberapa bagian masih berasap. Tim pemadam sudah berkali-kali memadamkan di wilayah ini namun api masih muncul.
“Seminggu lalu hujan deras di sini, semua titik sudah padam, tetapi tiga hari belakangan memang tidak ada hujan jadi mungkin terbakar lagi,” kata Sugiyono (43), warga Kelurahan Kalampangan, Kota Palangkaraya.
Dari data Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kalteng, menunjukkan sampai saat ini 44.768 hektar lahan terbakar sejak Januari 2019 dengan jumlah titik panas sebanyak 37.208 titik.
Mencapai 80 persen
Sementara itu, dari pukul 06.00 wib hingga 13.00 wib, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasius Meteorologi Kota Palangkaraya mencatat terdapat 33 titik panas di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah. Sebagian besar titik panas tingkat kepercayaannya mencapai 80 persen lebih.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya Roland Binery mengungkapkan, dalam dua hari ke depan wilayah Kota Palangkaraya dan beberapa kabupaten di Kalteng masih akan diliputi cuaca berawan. Namun potensi hujan diperkirakan hanya terjadi di wilayah Kabupaten Barito Utara, Gunung Mas, Murung Raya, Katingan dan Kota Palangkaraya saja.
“Untuk hari Jumat wilayah Palangkaraya prediksinya cerah berawan, jadi kami menghimbau potensi kemudahan terjadinya kebakaran lahan,” kata Roland.
Meskipun titik api mulai bermunculan kembali, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palangkaraya masih di level normal. Artinya kabut asap belum menyelimuti Kota Palangkaraya.
Jaya (43) salah satu tim pemadam dari Dinas Kehutana Provinsi Kalteng mengungkapkan, pihaknya akan bergantian melakukan patroli di lokasi-lokasi bekas terbakar maupun lokasi rawan terbakar. “Prinsipnya kami pantang pulang sebelum padam,” ujarnya.