Kebakaran di Gunung Bawakareng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, meluas, Rabu (23/10/2019). Pemerintah provinsi pun menggerakkan bantuan pemadaman dari kabupaten/kota terdekat.
Oleh
Reny Sri Ayu
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS - Kebakaran di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, meluas, Rabu (23/10/2019). Area yang terbakar sudah mencapai wilayah Kecamatan Tompobulu hingga perbatasan dengan Kabupaten Sinjai. Pemerintah provinsi pun menggerakkan bantuan pemadaman dari kabupaten/kota terdekat.
Pemerintah Provinsi Sulsel melalui Sekretaris Daerah Abdul Hayat Gani sudah mengeluarkan surat edaran berisi permintaan kepada pemerintah kabupaten/kota yang terdekat dengan lokasi kebakaran hutan agar ikut membantu pemadaman. Wilayah Gowa dikelilingi oleh delapan kabupaten/kota, antara lain Kota Makassar, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Takalar.
Kami mengirim anggota dan bukan armada (kendaraan pemadam) karena di sana akses sulit.
Salah satu yang mengerahkan bantuan pemadaman pada Rabu adalah Makassar, yang mengirim personel ke Gowa. Jarak lokasi kebakaran dari Makassar sekitar 87 kilometer.
“Kami mengirim anggota dan bukan armada (kendaraan pemadam) karena di sana akses sulit. Air juga sangat susah di lokasi itu," kata Kepala Bagian Operasional Dinas Damkar dan Penanggulangan Bencana Kota Makassar Hasanuddin.
Menurut Hasanuddin, pola pemadaman saat ini menggunakan jet shooter (pompa punggung) dan pembakaran balik untuk memutus rambatan api. "Tapi, hal ini dikondisikan karena kecepatan angin sangat tinggi,” katanya.
Pantauan sehari sebelumnya, angin yang kencang membuat api dengan cepat menyebar. Bahkan, saat api sudah padam, tiupan angin membuat sisa kayu yang masih membara kembali berkobar. Ini yang membuat api sulit padam dan menyebar ke banyak titik.
Saat ini, kebakaran hutan di antaranya terjadi di area hutan lindung yang masuk wilayah Kecamatan Tinggimoncong, Tompobulu, dan Parigi. Sehari sebelumnya, kebakaran hanya di Tinggimoncong dan Parigi. Kebakaran itu diketahui bermula pada Minggu (20/10) malam.
Data Kesatuan Pengelolaan Hutan Jeneberang menyebutkan, luas areal yang terbakar di Tinggimoncong sekitar 100 hektar, begitu juga di Tompobulu yang mencapai luasan sama. Adapun total jumlah areal yang terbakar hingga kini masih didata akibat terus meluasnya kebakaran. Jenis tanaman yang terbakar di area hutan lindung itu adalah pinus, eucalyptus, akasia, hingga kopi.
Angin kencang tak hanya membuat api dengan cepat menyebar di kawasan hutan, tapi juga merusak rumah warga. Di Tompobulu, misalnya, sebanyak 124 rumah rusak akibat diterjang angin kencang.
Wakil Bupati Gowa Abdul Rauf Malaganni, saat meninjau rumah rusak di Tompobulu, meminta warga terus berhati-hati dan meningkatkan kesiagaan. Hal itu mengingat kondisi angin yang sudah beberapa hari ini terus bertiup kencang.
“Data sementara ada 124 rumah yang rusak. Sebagian besar kerusakan pada bagian atap dan dinding yang diterbangkan angin. Saat ini, pemerintah desa dan kecamatan diminta untuk mendata dengan tepat total jumlah rumah yang rusak dan fasilitas lain,” kata Indra Wahyudi Yusuf, Kepala Bagian Humas dan Kerjasama Kabupaten Gowa, Rabu.