Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyalurkan mobil laboratorium lingkungan kepada lima provinsi pada Desember 2019. Mobil senilai Rp 5 miliar itu diharapkan membantu menguak potensi kejahatan lingkungan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyalurkan mobil laboratorium lingkungan kepada lima provinsi pada Desember 2019. Mobil senilai Rp 5 miliar tersebut diharapkan membantu menguak potensi kejahatan lingkungan di daerah rawan pencemaran.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Kualitas dan Laboratorium dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Herman Hermawan, di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (24/10/2019). Ada lima provinsi yang mendapatkan bantuan mobil laboratorium lingkungan yakni Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, dan Jawa Timur.
Kelima provinsi ini dipilih lantaran banyaknya laporan mengenai pencemaran lingkungan dari masyarakat. "Dengan mobil ini, diharapkan pemeriksaan dugaan pencemaran lingkungan di suatu kawasan dapat segera diketahui," katanya.
Herman menuturkan, satu mobil ini memuat perangkat laboratorium portabel yang bisa dibawa ke mana saja sesuai kebutuhan. "Perangkat portabel laboratorium menelan biaya paling besar yakni mencapai Rp 4,2 miliar," ungkapnya.
Mobil laboratorium lingkungan ini dapat meneliti segala macam potensi pencemaran seperti pencemaran air, udara, serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Laboratorium bergerak tersebut dapat menguak bukti awal dugaan pencemaran lingkungan sebelum intervensi dari perusahaan.
Bahkan hasil penelitian mobil laboratorium lingkungan ini dapat menjerat pelaku kerusakan lingkungan dari saksi menjadi tersangka melalui Surat Hasil Uji (SHU) yang terakreditasi. "Memang hasil uji dari mobil laboratorium harus dilanjutkan ke laboratorium lingkungan terakreditasi. Namun bukti awal juga penting," katanya.
Sumsel telah memiliki delapan laboratorium lingkungan yang telah terakreditasi dan enam laboratorium belum terakreditasi. "Kami berharap mobil laboratorium ini dapat menindaklanjuti laporan pencemaran di daerah yang sulit dijangkau," kata Herman.
Sumsel menjadi daerah yang mendapatkan prioritas karena laporan mengenai pencemaran lingkungan tergolong tinggi. Mulai dari pencemaran Sungai Musi, pencemaran udara akibat asap kebakaran lahan, hingga jenis pencemaran lainnya.
Wakil Gubernur Sumatera Mawardi Yahya menuturkan, Sumsel menjadi satu dari lima daerah yang mendapatkan bantuan mobil laboratorium karena kekhawatiran pemerintah pusat terkait tingkat pencemaran lingkungan di Sumsel. "Kami berharap mobil ini dipergunakan dengan optimal," ucapnya.
Di sisi lain, Mawardi berharap KLHK juga melatih para petugas yang akan menjalankan mobil tersebut agar hasil penelitian bisa sesuai keadaan di lapangan. "Kami juga akan mengalokasikan dana di APBD untuk operasional mobil ini," ungkapnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin berharap mobil laboratorium ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan berdampak pada berkurangnya pencemaran lingkungan. Dia menambahkan, jika perlu, daerah-daerah rawan perusakan lingkungan perlu mendapat tambahan mobil laboratorium.