Kemarau panjang membuat jumlah desa yang mengalami krisis air di Kabupaten Malang, Jawa Timur, bertambah dibanding tahun lalu. Tahun lalu hanya ada di 9 desa, kini kekeringan melanda 18 desa.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS-Kemarau panjang membuat jumlah desa yang mengalami krisis air di Kabupaten Malang, Jawa Timur, bertambah dibanding tahun lalu. Tahun lalu hanya ada di 9 desa, kini kekeringan melanda 18 desa.
Hingga memasuki minggu kelima Oktober, ada 16 desa di delapan kecamatan yang mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah daerah setempat dan instansi lainnya.
Desa-desa yang mendapat bantuan air bersih meliputi Druju, Sitiarjo, Klepu, Kedungbanteng, Sekarbanyu, Ringinsari, dan Sumberagung, semuanya ada di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Ada juga Desa Sumberejo dan Pagak di Kecamatan Pagak, dan Karangkates di Kecamatan Sumberpucung.
Selanjutnya desa Sumberoto di Kecamatan Donomulyo; Jabung dan Kemiri di Kecamatan Jabung; serta Putukrejo di Kecamatan Kalipare; Gajahrejo di Kecamatan Gedangan; serta Karangsari di Kecamatan Bantur. Keenambelas tersebut mengajukan bantuan air bersih dengan alasan rata-rata sumber air di wilayah mereka menyusut akibat kemarau panjang.
“Ada ribuan keluarga terdampak. Mereka mendapatkan bantuan air bervariasi sesuai kebutuhan. Ada yang dikirim dua-tiga hari sekali menyesuaikan kondisi. Volume bantuan air 10.000-15.000 liter,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bambang Istiawan, Jumat (25/10/2019).
Bambang berharap tidak ada tambahan desa lain yang mengajukan bantuan air bersih sampai musim hujan tiba. Musim hujan tahun ini diperkirakan baru akan tiba pertengahan November. “Bantuan air akan terus diberikan sampai musim hujan tiba,” ucapnya.
Menurut Bambang jumlah desa yang mengajukan bantuan air bersih tahun ini mencapai 16 dari 18 desa yang kekeringan. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2018 yang hanya sembilan desa di delapan kecamatan. Desa-desa yang kekeringan tersebut berada di daerah pegunungan di sisi selatan dan utara Kabupaten Malang.
Bantuan air akan terus diberikan sampai musim hujan tiba
Kecamatan Sumbermanjing Wetan menjadi salah satu daerah yang paling banyak mengalami krisis air. Penyebabnya, jumlah sumur masyarakat jarang akibat keberadaan air tanah yang lokasinya cukup dalam dan sulit dicari.
BPBD Kabupaten Kediri juga mulai menyalurkan bantuan air bersih kepada warga di lereng Gunung Wilis. Bantuan air diberikan kepada warga di RT 04 RW 02 Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, sejak Senin (21/10/2019). Kemarau tidak hanya membuat hutan di sekitar Kalipang, terbakar tetapi juga mengakibatkan krisis air.
“Hari pertama kami memberikan bantuan 4.000 liter air. Sedangkan hari kedua dan seterusnya volume bantuan air ditambah menjadi 12.000 liter per hari,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Randy Agatha.
Menurut Randy baru tahun ini Desa Kalipang mengajukan bantuan air bersih. Penyebabnya debit sumber air dan sungai yang biasa digunakan oleh warga di RT 04 RW 02 surut akibat kemarau yang tahun ini lebih parah dibanding sebelumnya. Sedangkan air warga tidak memiliki sumur.
Selain Kalipang, menurut Randy belum ada desa lain yang mengajukan bantuan air bersih. Berkaca pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya beberapa desa di lereng Gunung Kelud biasanya mengajukan bantuan air bersih saat kemarau tiba. “Sejauh ini untuk desa di lereng Kelud belum mengajukan bantuan air,” katanya.