Lebih Rawan Dibanding Pilkada, Pemilihan ”Kuwu” di Cirebon Dijaga Ribuan Aparat
Lebih dari 2.200 aparat keamanan dari Polri, TNI, dan pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjaga pemilihan ”kuwu” atau kepala desa serentak di 176 desa, Minggu (27/10/2019).
Oleh
abdullah Fikri Ahsri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Lebih dari 2.200 aparat keamanan dari Polri, TNI, dan pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjaga pemilihan kuwu atau kepala desa serentak di 176 desa, Minggu (27/10/2019). Ajang demokrasi di desa tersebut dinilai lebih rawan terhadap gangguan keamanan dan ketertiban dibandingkan pemilihan kepala daerah.
Persiapan pengamanan tersebut antara lain dilakukan dengan menggelar apel terpadu persiapan pemilihan kuwu di Stadion Ranggajati, Cirebon, Sabtu (26/10/2019). Turut hadir Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Kepala Kepolisian Resor Cirebon Ajun Komisaris Besar Suhermanto, dan Komandan Distrik Militer 0620 Kabupaten Cirebon Letnan Kolonel Arh Adhi Kurniawan.
”Pemilihan kuwu ini lebih rawan daripada pilkada atau pileg (pemilihan legislatif). Kalau pileg atau pilkada belum tentu orangnya (yang memilih calon) tahu. Kalau pemilihan kuwu orangnya tahu, calonnya tahu, musuh dan lawannya tahu,” ungkap Imron, setelah memimpin apel terpadu.
Apalagi, pemilihan kuwu serentak kali ini adalah yang terbanyak sejak digelar 2015. Besok, sebanyak 598 calon kuwu dari 176 desa di 39 kecamatan di Cirebon bakal berebut suara warga. Di Cirebon terdapat 424 desa yang tersebar di 40 kecamatan dengan total penduduk lebih dari 2,1 juta jiwa.
Untuk itu, Imron meminta aparat keamanan mencegah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin merusak pemilihan kuwu. Pihaknya juga menegaskan akan memberikan sanksi teguran hingga penggantian bagi panitia pemilihan yang tidak netral. Pemilih dapat mengadu kepada tim pengawas yang tersebar di setiap kecamatan. Tim itu terdiri dari camat, sekretaris camat, hingga masyarakat.
Dia berharap, pemilihan kuwu dapat melahirkan pemimpin tingkat desa yang amanah dan bisa bekerja sama dengan Pemkab Cirebon dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat. Setiap tahun, desa mendapatkan sekitar Rp 2 miliar uang dari pemerintah pusat, provinsi, hingga kabupaten.
Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto mengakui, pemilihan kuwu cukup rawan. Oleh karena itu, jumlah personel yang diterjunkan pun lebih banyak dibandingkan pelantikan presiden dan wakil presiden di Cirebon pada 20 Oktober lalu. Kali ini, dia menurunkan lebih dari 1.000 aparat.
Pihaknya bahkan telah menyiapkan tiga pola pengamanan, yakni pola aman, rawan, dan sangat rawan. Untuk pola aman, setiap tempat pemungutan suara di desa dijaga delapan personel polisi, TNI, dan aparat Pemkab Cirebon. Sementara pola rawan dijaga sembilan personel. ”Adapun pola sangat rawan dijaga 10 polisi, 3 TNI, dan 3 aparat linmas,” katanya.
Indikator pola sangat rawan antara lain jumlah calon kuwu ada dua atau head to head, dan ditemukan pengalaman konflik saat pemilihan sebelumnya. Indikasi lainnya adalah jumlah pemilih yang banyak, bisa mencapai 9.000 pemilih. Daerah itu antara lain berada di Kecamatan Panguragan dan Kecamatan Palimanan.
Indikator pola sangat rawan antara lain jumlah calon kuwu ada dua atau head to head, dan ditemukan pengalaman konflik saat pemilihan sebelumnya. Indikasi lainnya adalah jumlah pemilih yang banyak, bisa mencapai 9.000 pemilih. Daerah itu antara lain berada di Kecamatan Panguragan dan Kecamatan Palimanan.
”Sejauh ini belum ada gesekan antara warga terkait pemilihan ini. Adapun protes terkait jumlah daftar pemilih tetap sudah diselesaikan. Apakah 2.200 personel ini cukup, akan kami maksimalkan,” lanjut Suhermanto.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Cirebon Suhartono mengatakan, antusias masyarakat menjadi kuwu cukup tinggi. Bahkan, ada 11 desa yang bakal calonnya lebih dari lima orang, batas jumlah maksimal calon. Seleksi dilakukan melalui tes akademik.
”Alasan menjadi kuwu banyak, dari pengabdian, secara kultural, dan kebanggaan,” ungkap Suhartono menampik tingginya animo menjadi kuwu karena dana desa lebih dari Rp 1 miliar per tahun. Pihaknya berjanji membina kuwu yang terpilih agar tidak korupsi ketika menjabat.