Buku "Ganjar Pranowo: Jembatan Perubahan" diluncurkan di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/10/2019) malam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Buku Ganjar Pranowo: Jembatan Perubahan diluncurkan di Gedung Oudetrap, kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/10/2019) malam. Buku itu menceritakan bagaimana Ganjar, sebagai Gubernur Jateng, menjembatani kebijakan pemerintah pusat dan kabupaten/kota.
Penulis buku tersebut, yakni tim Litbang Kompas, yang terdiri dari Bambang Setiawan, Destian Nainggolan, Sultani, Yohan Wahyu, Gianie, Albertus Krisna, dan Mahatma Chrysna. Buku setebal 268 halaman itu mengisahkan sejumlah langkah Ganjar dalam upaya meningkatkan perekonomian di Jateng.
Bambang mengatakan, pada era otonomi daerah, pemerintah provinsi memiliki peran kunci dalam mengoordinasikan kabupaten/kota di wilayahnya. ”Terkait ini, Ganjar Pranowo mampu menjalankan peran itu dengan luwes. Termasuk, penggunaan media sosial, bukan hanya untuk berkomunikasi, tetapi alat untuk bekerja,” katanya.
Ia menambahkan, dalam buku yang penulisannya dikerjakan selama dua bulan itu, juga menceritakan bagaimana Ganjar mengatasi permasalahan di Jateng, pada berbagai bidang. Di antaranya, yakni terkait ekonomi, pendidikan, kesehatan, pariwisata, dan reformasi birokrasi.
Menurut Bambang, kebijakan Ganjar juga memiliki peran penting pada peningkatan akses pendidikan di Jateng, melalui SMK Negeri Jateng. ”Di SMKN Jateng, ada siswa yang bapaknya merupakan seorang penyapu di salah satu pasar. Anak itu berhasil masuk sekolah (SMK) meski dari kalangan tingkat ekonomi rendah,” katanya.
Berdasarkan data BPS Jateng, persentase penduduk miskin Jateng menunjukkan tren positif. Dari 14,44 persen penduduk miskin pada 2013, turun menjadi 13,58 persen pada 2014. Sempat stagnan pada 2015, lalu turun menjadi 13,27 persen pada 2016, turun sedikit menjadi 13,01 persen pada 2017, hingga turun signifikan menjadi 11,32 persen pada 2018.
Ganjar menuturkan, apa yang tertuang di bukunya ini merupakan potret dari apa yang dilakukannya selama menjadi gubernur, yang disajikan dengan detail. Ia pun berharap, diluncurkannya buku ini juga turut meningkatkan literasi masyarakat. Apalagi, selama ini tingkat literasi masyarakat Indonesia terbilang rendah.
Ia menambahkan, pada dasarnya, selama memimpin Jateng, ia mencoba menghadirkan perubahan dengan reformasi birokrasi, agar masyarakat makin merasakan kehadiran pemerintah. ”Saya mencoba menarik hal itu dengan (cara) kekinian. Di antaranya, dengan mewajibkan OPD (organisasi perangkat daerah) memiliki akun medsos bercentang biru (terverifikasi),” ujarnya.
Menurut Ganjar, hal itu dilakukan agar ada proses demokratisasi, juga untuk membangun relasi masyarakat dengan pemerintah yang berujung cepatnya respons akan satu permasalahan. Ia pun terus mendorong OPD-OPD agar tak berhenti berinovasi. Pada 2019, Jateng dinobatkan sebagai provinsi paling inovatif.
Sementara itu, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengatakan, apa yang dilakukan Kompas dengan menerbitkan buku merupakan perwujudan dari salah satu fungsi pers, yakni mendidik masyarakat. Adapun selama ini, sebagai gubernur, Ganjar menyebarkan berbagai semangat positif, antara lain lewat media sosial.