Turunnya hujan akhirnya memadamkan kebakaran lahan di area Taman Hutan Raya R Soerjo di Gunung Arjuna, Jawa Timur, yang telah berlangsung lebih dari dua pekan terakhir.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Turunnya hujan akhirnya memadamkan kebakaran lahan di area Taman Hutan Raya R Soerjo di Gunung Arjuna, Jawa Timur, yang telah berlangsung lebih dari dua pekan terakhir. Hingga kini, belum diketahui secara pasti luasan lahan dan hutan yang terbakar.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Satrio Nurseno saat dihubungi di Surabaya, Rabu (30/10/2019), mengatakan, hujan yang berlangsung sekitar satu jam pada Selasa (29/10/2019) berhasil memadamkan api.
”Rabu pagi di Arjuna sudah tidak ada asap akibat hujan sehari sebelumnya. Saat ini yang masih fokus kegiatan pemadaman kebakaran lahan dan hutan ada di Gunung Ijen di perbatasan Banyuwangi-Bondowoso,” ujarnya.
Satrio berharap, intensitas hujan di kawasan Gunung Arjuna terus meningkat karena berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, wilayah Jawa Timur memasuki musim hujan pada November. BPBD Jawa Timur baru mendapatkan informasi hujan turun di Arjuna, untuk gunung yang lain belum ada informasi.
Terkait langkah antisipasi ke depan agar kebakaran parah tidak terulang saat kemarau panjang, Satrio mengatakan, pihaknya akan mendekatkan sumber air ke titik yang selama ini menjadi langganan kebakaran lahan.
”BPBD akan mendekatkan sumber air dengan cara menggeser tandon ke atas dekat lokasi kebakaran yang biasa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Harapannya, saat ada kebakaran, bisa diambil air dari situ,” ucapnya.
Sejauh ini upaya untuk mengurangi kebakaran lahan sudah dilakukan sejumlah pihak, mulai dari sosialisasi hingga pemasangan papan larangan berburu serta aktivitas yang bisa mengakibatkan kebakaran lahan dan hutan disertai ancaman saksi. Namun, papan larangan tersebut kerap diabaikan warga.
Kebakaran di Gunung Arjuna pada tahun ini dinilai yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan catatan BPBD Jawa Timur, sepanjang musim kemarau 2019 terjadi lebih dari 50 kali kebakaran di gunung itu. Dua kasus di antaranya mesti ditangani dengan metode water bombing dari helikopter. Water bombing pertama dilakukan akhir Juli.
Sementara itu, hujan juga sudah turun di lereng Gunung Kawi sisi barat di Kabupaten Malang dan kaki barat laut Gunung Kelud di Kabupaten Kediri. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Randy Agatha mengatakan, berbeda dengan lereng Kelud, untuk lereng Gunung Wilis belum turun hujan. Kebakaran lahan terjadi di lereng Wilis pekan lalu.
”Pekan lalu memang ada kebakaran lahan di Wilis dan sudah padam. Jadi, tidak berpengaruh meski datangnya hujan di Wilis lebih lambat dibanding Kelud,” katanya.